Kepincut Teman Online, Bocah 14 Tahun Transfer Rp 1 M ke Penipu

Rabu, 05 Agustus 2020 | 14:21 WIB
Kepincut Teman Online, Bocah 14 Tahun Transfer Rp 1 M ke Penipu
Ilustrasi penipuan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pengusaha di Malaysia kehilangan uang sekitar 1 miliar setelah anaknya ditipu oleh teman perempuan yang ia kenal secara daring.

Menyadur New Straits Times, Rabu (5/8/2020), pria berusia 53 tahun ini begitu terkejut melihat saldo rekening perbankan online miliknya yang terkuras habis.

Uang yang raib dari rekeningnya itu ternyata digunakan sang anak untuk membantu teman perempuan yang ia kenal dari Facebook sejak Februari lalu.

Awalnya, si bocah mengaku menggunakan uang ayahnya itu untuk membayar pinjaman ke temannya. Tapi, kepolisian belakangan menemukan fakta bahwa anak tersebut telah ditipu.

Baca Juga: Menhub Bandingkan Transportasi Umum RI dengan Malaysia dan Singapura

Kasus penipuan ini bermula ketika si bocah menemukan iklan penjualan ponsel di Facebook yang diunggah oleh akun Dea Anis.

Tertarik dengan ponselnya, korban lantas menghubungi pemilik akun dan melakukan komunikasi melalui WhatsApp.

Ilustrasi ponsel. (Shutterstock)
Ilustrasi ponsel. (Shutterstock)

Kepala Departemenn Investigasi Kejahatan Komersial Malaysia Pimpinan Mohd Wazir Mohd Yusof mengatakan korban dan pelaku menjadi teman dekat setelah berkomunikasi secara intens.

"Tersangka perempuan telah memperkenalkan dirinya sebagai 'Anis Nadia Azman Lee' dan keduanya aktif berkomunikasi melalui WhatsApp. Mereka menghabiskan banyak waktu bermain game seluler PUBG," ujar Yusof.

Wazir menyebut tersangka mulai meminta uang dengan dalih meminjam kepada korban sejak Mei, dan berjanji akan mengembalikan segera.

Baca Juga: Lagu Baru Upin-Ipin seperti Dangdut, Tuai Kontroversi di Negara Sendiri

Antara 2 Mei hingga 20 Juni, korban dan tersangka terus melakukan transaksi hingga 21 kali, dengan total uang RM295.950 atau sekitar Rp 1 miliar.

Begitu mengetahui telah menjadi korban kasus penipuan, ayah dan anak ini langsung melapor ke pihak kepolisian.

Penyelidikan mengungkap, sambung Wazir, ayah korban tak mengetahui apa yang telah dilakukan anaknya menggunakan smartphone.

Si ayah baru mengetahui kasus penipuan usai lembaga keungangan memberitahunya bahwa uangnya tak mencukupi.

"Investigasi mengungkapkan bocah laki-laki itu menjadi korban sindikat penipuan online di mana ia secara konsisten berkomunikasi dengan gadis itu," katanya.

Hubungan kedekatan yang sengaja dibangun oleh pelaku melalui komunikasi yang intens membuat korban mudah berbagi informasi pribadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI