Suara.com - Korea Selatan dan Utara Tengah dilanda hujan lebat sejak awal bulan Agustus. Menyadur KBS pada Rabu (05/08/2020), hujan lebat dengan curah sangat tinggi terjadi di wilayah Kaesong, Korea Utara.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak Korea Utara membuka pintu air bendungan Hwanggang yang terletak di daerah perbatasan pada hari Selasa (04/08/2020).
Namun, pihak Kim Jong Un membuka pintu air tanpa pemberitahuan ke Korea Selatan. Akibatnya, debit air di wilayah Korea Selatan melonjak drastis.
Sejak sebulan terakhir, Korea Utara sudah tiga kali melakukan hal ini tanpa pemberitahuan.
Baca Juga: Banjir Korea Selatan: 5 Orang Tewas dan 360 Orang Kehilangan Rumah
Sementara itu pada hari ini, Rabu (05/08/2020), kementerian unifikasi mendesak Korea Utara untuk bekerja sama dalam berbagi informasi mengenai bencana alam.
Menyadur Yonhap, pintu air yang dibuka Korea Utara berdampak pada debit air di sungai Imjin.
"Permukaan air di Jembatan Pilseung naik dua kali semalam dan melebihi 5 meter," kata Yoh Sang-key, juru bicara kementerian itu, dalam jumpa pers reguler.
"Bahkan jika hubungan antar-Korea berubah suram secara politis dan militer, kami menantikan kerja sama dalam bentuk dasarnya dengan bertukar informasi tentang bencana alam, karena ini adalah masalah nonpolitis dan kemanusiaan," katanya.
"Ini memiliki dampak langsung pada kehidupan warga Korea Utara dan Selatan. Negara-negara tetangga di seluruh dunia juga bekerja sama dengan bertukar informasi tentang bencana."
Baca Juga: Kelaparan Gegara Pandemi, Korea Utara Imbau Warganya Makan Reptil Ini
"Kami, sebagai satu negara, tidak punya alasan untuk tidak melakukannya," tambahnya.
Berdasarkan perjanjian yang sepakati kedua Korea pada Oktober 2009, Korea Utara setuju untuk memberi tahu Korea Selatan terlebih dahulu mengenai rencananya untuk membuka pintu air.
Hal ini berkaitan dengan kecelakaan mematikan yang menewaskan enam warga Korea Selatan setelah Korea Utara mengeluarkan air dari Bendungan Hwanggang tanpa pemberitahuan.
Pada Agustus 2009 lalu, pintu air di bendungan Hwanggang pernah dibuka tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada pihak Korea Selatan.
Air sebanyak 350 juta ton mengalir deras dan menewaskan enam orang warga Korea Selatan di kabupaten Yeoncheon, Provinsi Gyeonggido.