Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menteri terkait untuk fokus menurunkan angka stunting di 10 provinsi.
"Kita fokus saja menurunkan angka stunting di 10 provinsi yang memiliki prevalensi stunting tertinggi," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas Percepatan Penurunan Stunting, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
10 Provinsi yang prevalensi stuntingnya tertinggi yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
"10 provinsi itu adalah NTT, Sulawesi Barat, NTB, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah," ucap dia.
Baca Juga: Beri Target Menkes, Jokowi: 2024 Angka Stunting Harus Turun Jadi 14 Persen
Karenanya, mantan Wali Kota Solo itu meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan kepada 10 kepala daerah tersebut untuk fokus menurunkan stunting di daerah masing-masing.
"Saya juga ingin meminta para gubernur, nanti Mendagri juga bisa menyampaikan gubernur, bupati, wali kota sampai ke kepala desa terutama agar 10 provinsi tersebut agar betul-betul fokus dan konsentrasi untuk penurunan stunting," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan terjadi penurunan stunting dalam kurun waktu enam tahun terakhir di Indonesia.
Kata Jokowi, berdasarkan data yang ia dapat, ada perbaikan prevalensi stunting dari 37 persen menjadi 27,6 persen di tahun 2019.
"Dari data yang saya miliki ada perbaikan dari prevalensi stunting dari 37 persen di 2013 menjadi 27,6 persen di 2019, ini ada penurunan cukup lumayan," ucap Jokowi.
Baca Juga: Menko PMK: 54 Persen Angkatan Kerja Indonesia Mantan Pengidap Stunting
Meski demikian, kata Jokowi angka tersebut harus diturunkan lagi.
"Tapi saya kira ini tidak cukup kita harus menurunkan lebih cepat lagi," ucap dia.
Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberi target kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menurunkan angka stunting di Indonesia yakni 14 persen pada tahun 2024.
"Target kita seperti yang saya sampaikan ke menteri kesehatan di 2024 kita harus bisa turun menjadi 14 persen," katanya.