"Bisa kami laporkan staf di sana baik-baik saja, meski mengalami luka dan goresan, tapi gedung kedutaaan secara signifikan terdampak," ujar PM Australia Scott Morrison.
"Kami bersimpati pada seluruh emua warga Lebanon, ada komunitas Lebanon yang begitu besar di Australia dan pasti khawatir dengan keluarga mereka di sana," ucapnya.
Insiden ledakan memperparah kondisi nasional Lebanon yang saat ini mengalami krisis ekonomi dan masih berjuang untuk menekan laju penyebaran virus corona. Banyak warga Lebanon yang kini kehilangan pekerjaan, sementara nilai mata uangnya terhadap dolar Amerika Serikat terus jatuh, menyebabkan semakin banyak orang masuk dalam kategori miskin.
Sejumlah rumah sakit di Beirut dilaporkan telah melebihi kapasitasnya dan sedang meminta pasokan darah lebih banyak, serta mesin generator untuk pembangkit listrik.
Baca Juga: Status Darurat 14 Hari usai Ledakan, WNI di Beirut Dilarang Keluar Rumah
Sementara itu tanpa menunjukkan bukti apapun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan jika militer negaranya percaya ledakan ini disebakan oleh "serangan semacam bom".