Salah satu pedagang angkringan, Ahmad Kasim (43) mengakui terasa sepi pengunjung semenjak diberlakukannya penutupan pelabuhan untuk mengangkut para penumpang. Kondisi ini sudah dirasakannya semenjak minggu ini.
Kasim sapaanya ini berjualan tepat di area pelabuhan Dwikora Pontianak. Ia juga jualan berbagai barang kebutuhan lainnya agar memenuhi kebutuhan penumpang biasanya.
"Sepi kadang yang ramaikan jualan kan penumpang, sebelum berangkat beli kue atau kebutuhan lain yang dibawa ke kapal," katanya, Rabu (5/8/2020).
Dalam sehari Kasim bisa menghasilkan omset berkisar dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. Namun ketika kondisi dalam minggu ini sepi, pemasukan nya menurun akibat sepi penumpang yang datang membeli dagangan miliknya.
Baca Juga: Warga Jatim Positif Covid Kabur di Pontianak, Terdeteksi Virus Lebih Bahaya
"Kadang tergantung penumpang dari pelabuhan, biasa dapat Rp 300 ribu dalam sehari, Rp 100 ribu kalau udah sepi, makin kondisinya seperti ini Rp 100 ribu lah dalam sehari bersihnya," ungkapnya.
Kondisi seperti ini kata Kasim, justru malah membuatnya mengantuk.
Justru ketika warung nya ramai, kasim malah bersemangat untuk melayani para pelanggan yang datang.
"Ngantuk lah kalau gini, soalnya sepi nggak ada buat paling nunggu pembeli yang singgah-singgah aja,kalau tutup awal rugi lah," ucap Kasim.
Hal itu juga dirasakan Salim, pemilik motor tambang di sungai kapuas yang tak jauh dari lokasi pelabuhan Dwikora Pontianak.
Baca Juga: Warga Jombang Positif Corona Kabur di Pontianak, Dinkes: Dia Mungkin Takut
Sepinya penumpang yang datang maupun keluar Kalbar mempengaruhi aktivitas pekerjaannya. Karena setiap penumpang yang datang, kadang menyewa jasa angkutan transportasi air ini untuk menyebrangi sungai kapuas ke tempat tujuan.