Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebut, 54 persen angkatan kerja Indonesia pernah mengidap stunting. Tingginya angka pengidap stunting di Indonesia tersebut berdasarkan data dari Bank Dunia.
"Sekarang ini menurut Bank Dunia 54 persen angkatan kerja Indonesia itu adalah mantan stunting," kata Muhadjir dalam diskusi virtual peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2020, Selasa (4/8/2020).
Menurut Muhadjir, rendahnya kualitas angkatan kerja bukan disebabkan faktor pendidikan dan kesehatan yang lemah, melainkan karena riwayat stunting. Sehingga tak heran kualitas angkatan kerja rendah.
"Kualitas angkatan kerja rendah itu bukan hanya karena intervensi ketika di sektor pendidikan dan kesehatan yang lemah, tapi memang karena asal-muasalnya dari stunting. Sehingga tingkat untuk dinaikkan menjadi kualitas lebih baik mengalami kesulitan," ujarnya.
Tak hanya itu, kemampuan kecerdasan penderita stunting sulit ditingkatkan. Namun secara fisik pengidap stunting masih bisa ditingkatkan dari asupan gizi yang baik.
"Kalau orang sudah stunting itu memang kerdil, tapi fisik masih bisa didorong dengan asupan gizi yang baik," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Oleh karena itu, untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi tanggungjawab semua pihak, tak hanya pemerintah. Pasalnya angka stunting di Indonesia masih diatas 20 persen.
"Pentingnya kita menyiapkan rumah tangga keluarga yang betul-betul siap untuk menyiapkan generasi yang akan datang dengan sebaik-baiknya, terutama jangan sampai lahir generasi stunting terus-terusan," tuturnya.