Menlu AS Soroti Kekerasan Pemerintah China Terhadap Kaum Beragama

Selasa, 04 Agustus 2020 | 13:03 WIB
Menlu AS Soroti Kekerasan Pemerintah China Terhadap Kaum Beragama
Bendera China (DW Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat, Mike Pompeo menyoroti usaha pemerintah China yang dianggap sengaja menghancurkan agama Kristen dan Islam.

Menyadur The National Interst, Selasa (4/8/2020), Pompeo menegaskan pemerintah AS di bawah kepeimpinan Presiden Donald Trump akan dan telah menghentikan pengalnggaran hak asasi manusia yang dilakukan China.

"Kami telah memberi sanksi kepada para pemimpin China atas kebrutalan mereka di Xinjiang," kata Mike Pompeo dikutip dari The National Interest, Selasa (4/8/2020).

"Kami memberlakukan kontrol ekspor pada perusahaan yang mendukung tindakan tersebut, dan memeringatkan perusahaan-perusahaan AS untuk tidak melibatkan budak dalam proses produksi."

Baca Juga: Beredar Sekarang, Ini Daftar Harga Honda Odyssey 2021 di Amerika Serikat

Dilaporkan CBN News, pemerintah China disebut telah memanfaatkan pandemi virus Corona untuk mendegradasi agama Kristen.

Bob Fu dari Dewan Penelitian Keluarga menyebut otortias berwenang telah memaksa gereja untuk mengganti potret Yesus dengan foto Presiden Xi Jinping yang disandingkan dengan pendiri Partai Komunis China, Mao Zedong.

"Potret Xi Jinping bahkan diletakkan di mimbar gereja bersama dengan Ketua Mao," kata Bob Fu.

"Dan item baris pertama dari ibadah oleh gereja yang disetujui pemerintah sebelum COVID-19 adalah menyanyikan lagu kebangsaan Partai Komunis."

Donald Trump dan Xi Jinping (VOA Indonesia)
Donald Trump dan Xi Jinping (VOA Indonesia)

Pda sidang kongres Kamis (30/7/2020), Mike Pompeo juga menegaskan bahwa pelanggaran HAM China atas Muslim Uighur adalah "noda abad ini.

Baca Juga: Connie Culp, Penerima Transplantasi Wajah Pertama di AS Meninggal Dunia

Sebagai informasi, kelompok minoritas Muslim Uighur dikabarkan mendapat perlakuan tak manusiawi dari pemerintah China.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI