Anggota DPR: Jangan Klaim Temukan Obat Covid-19 Hanya Demi Dagang

Selasa, 04 Agustus 2020 | 12:55 WIB
Anggota DPR: Jangan Klaim Temukan Obat Covid-19 Hanya Demi Dagang
Hadi Pranoto menunjukan ramuan herbal racikannya untuk pengobatan Covid-19. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengingatkan kepada pihak-pihak tertentu yang mengklaim telah menemukan obat guna menyembuhkan pasien Covid-19, agar dapat menyertai temuannya dengan bukti dan data berdasarkan riset.

Menurutnya, sebuah obat tidak dapat diklaim begitu saja untuk menyembuhkan penyakit terlebih Covid-19 apabila tanpa adanya riset dan uji klinis. Apalagi jika obat yang diklaim tersebut tidak mendapat izin dari BPOM.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini viral pengakuan dari Hadi Pranoto soal temuannya terkiat obat herbal sebagai antibodi Covid-19. Pengakuan Hadi itupun mendapat kritik dan diragukan banyak pihak.

"Semuanya yang mengklaim obat atau penangkal baik herbal maupun medis harus melalui uji klinis sesuai dengan standar dan dalam pengawasan lembaga berwenang," kata Mufida kepada wartawan, Selasa (4/8/2020).

Baca Juga: Bukan Hadi Pranoto, Ini Sosok yang Bikin Adik Via Vallen Sembuh dari Corona

Mufida berujar, jangan sampai klaim atas penemuan obat Covid-19 tanpa uji klinis tersebut digembar-gemborkan hanya demi meningkatkan penjualan obat terkait.

"Kemudian dari sisi komunikasi, sebaiknya jangan hanya menyebarkan aspek marketing atau clickbait dengan klaim sebutan obat, penangkal apalagi vaksin," ujar Mufida.

Sebelumnya, Hadi Pranoto mengungkapkan cara kerja ramuan herbal antibodi Covid-19 buatannya yang diklaim menjadi solusi atas pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Hadi menegaskan, ramuan ini bukan obat Covid-19, melainkan herbal antibodi Covid-19 yang dibuatnya dari campuran buah-buahan lalu diuraikan dengan bakteri, kemudian dikemas dalam botol plastik berukuran 100 mililiter.

"Ini adalah senyawa sirsak kemudian manggis kelapa gula aren dan beberapa campuran lainnya ditambah penguraian teknologi bakteri biologi tanah," kata Hadi kepada wartawan di Bogor, Jawa Barat, Senin (3/8/2020).

Baca Juga: Ragukan Gelar Profesor, Kemendikbud Ingatkan Sanksi Pidana ke Hadi Pranoto

Menurutnya, unsur tumbuhan dan tanah diambil berdasarkan teori bahwa kehidupan manusia berasal dari kedua unsur tersebut.

Hadi menjelaskan saat dikonsumsi, ramuan itu akan mencairkan lendir yang mengental di dalam tubuh karena Covid-19, lendir ini biasanya membuat pasien Covid-19 sulit bernafas.

"Cara kerja herbal ini adalah setelah kita membentuk antibodi dalam tubuh, dia akan mencairkan lendir yang mengental karena Covid-19 itu. Setelah infeksi manusia, dia akan mengentalkan cairan, kan organ tubuh mengkristalkan cairan dalam tubuh menutup pori-pori oksigen sehingga orang itu meninggal dunia karena oksigen tidak dapat masuk ke dalam tubuh," jelasnya.

Setelah itu, kotoran dari proses pencairan lendir itu akan keluar melalui keringat, air seni dan air besar.

Hadi mengklaim sekitar 26 ribu pasien positif Covid-19 sudah merasakan khasiatnya, bahkan ia berencana akan memproduksi hingga 300 juta botol untuk disebarkan di seluruh Indonesia.

Bahkan dengan percaya diri dia mengklaim ramuan herbal ini bisa bertahan lama, tidak ada efek samping, sekali pun untuk bayi.

"Ini tidak ada pantangan sama sekali bagi saudara kita, tidak memandang usia, dari orang hamil, bayi, anak, dewasa, orang tua bisa konsumsi ini. Ini bisa bertahan 20-39 tahun karena ini tidak ada kadaluarsa," klaim Hadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI