Kasus Covid-19 di Victoria Meningkat, Melbourne Tutup Pabrik dan Ritel

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 04 Agustus 2020 | 01:05 WIB
Kasus Covid-19 di Victoria Meningkat, Melbourne Tutup Pabrik dan Ritel
Ilustrasi usaha tutup karena covid-19 [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di negara bagian Victoria membuat pemerintah Australia kewalahan.

Bahkan, kota Melbourne memberlakukan status darurat dengan menutup sejumlah industri, termasuk ritel dan konstruksi, dalam upaya pencegahan penularan virus Corona.

Dilansir ANTARA, Mulai Rabu malam, Melbourne akan menutup usaha-usaha ritel, beberapa manufaktur dan kantor administrasi, sebagai bagian dari karantina wilayah (lockdown) yang diperkirakan akan berdampak pada 250.000 pekerjaan, kurang lebih jumlah pekerjaan yang saat ini sudah terdampak.

Negara Bagian Victoria telah mengumumkan "status darurat" pada Minggu (2/8) akibat lonjakan angka penularan di masyarakat.

Baca Juga: Kepala BPS Kabupaten Gorontalo Positif Covid-19, Kantor Lockdown Dua Minggu

Australia bernasib lebih baik daripada berbagai negara lainnya, dengan jumlah kasus virus corona sebanyak 18.361 dan 221 kematian. Namun, negara itu kini berisiko kehilangan kendali atas virus itu di Victoria, negara bagian yang hingga kini telah menerapkan pembatasan paling keras di seluruh negeri.

Negara-negara bagian tetangga Victoria, New South Wales dan South Australia juga telah meningkatkan berbagai upaya pencegahan.

"Meski begitu menyedihkan untuk menutup tempat-tempat pekerjaan... ini harus kami lakukan untuk menghentikan penyebaran virus yang sangat menular ini," kata kepala pemerintahan Victoria, Daniel Andrews, dalam konferensi pers.

"Kalau tidak demikian, kita bukannya menjalani pembatasan selama enam pekan, melainkan enam bulan."

Aktivitas produksi di toko-toko daging akan dikurang sebanyak sepertiga dan para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung, sementara aktivitas-aktivitas konstruksi juga akan dikurangi.

Baca Juga: WWF: 3 Miliar Hewan Terdampak Kebakaran Hutan Australia

Gerai-gerai supermarket akan tetap buka, begitu pula layanan pembelian makanan di restoran untuk dibawa pulang dan layanan antar, namun banyak toko-toko ritel akan tutup.

Andrews mengumumkan pembayaran sebesar 5.000 dolar Australia (sekitar 52 juta rupiah) bagi bisnis-bisnis yang terdampak. Ia juga akan mengisyaratkan akan memberi pengumuman lebih lanjut pada Selasa menyangkut denda, penegakan aturan serta pendidikan, Sekolah-sekolah akan melakukan pembelajaran jarak jauh mulai Rabu.

Jelajah kota Melbourne Australia untuk wisata keluarga muslim. (Dok. Tourism Australia)
Jelajah kota Melbourne Australia untuk wisata keluarga muslim. (Dok. Tourism Australia)

"Ini adalah hari yang sangat sulit, dan akan ada banyak lagi hari-hari seperti ini sebelum kita bisa melalui ini," kata Andrews.

Sejumlah pembatasan diumumkan pada Minggu, termasuk jam malam dari pukul 20.00 hingga 05.00 yang akan diberlakukan selama enam pekan. Dengan aturan itu, hampir lima juta penduduk kota tersebut dilarang pergi keluar rumah kecuali untuk bekerja atau mendapatkan atau memberikan perawatan.

"Ini sangat menyedihkan... tak ada yang menginginkan sampai seperti ini," kata kepala badan keuangan Victoria, Josh Frydenberg, kepada Nine News Television.

"Hanya ada satu jalan keluar yaitu untuk mengurangi gelombang kasus-kasus baru. Ini adalah hantaman besar bagi ribuan usaha kecil di seluruh negara bagian," lanjutnya.

Victoria berkontribusi sebesar seperempat pada ekonomi nasional.

Negara bagian itu melaporkan 429 kasus baru pada Senin, menurun dari 671 kasus baru pada Minggu, namun mencatat 13 kematian tambahan yang menjadi tertinggi kedua dalam jumlah kematian harian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI