Suara.com - Jumlah pasien positif terjangkit virus corona Covid-19 di Jakarta terus bertambah. Hingga hari ini, Senin (3/8/2020), ada 489 orang lagi yang terjangkit virus dari China ini.
Akumulasi seluruh pasien positif di Jakarta berjumlah 22.433 orang. Jumlah pasien ini tersebar dari seluruh wilayah ibu kota.
Data ini diketahui dari situs penyedia informasi seputar corona di DKI, corona.jakarta.go.id. Laman ini menginformasikan soal kasus corona di Jakarta mulai dari jumlah positif, menunggu hasil, hingga Kelurahan tempat pasien tinggal.
Berdasarkan laman tersebut, 14.165 orang dinyatakan sudah sembuh. Jumlahnya bertambah cukup banyak, yakni 138 orang dari hari sebelumnya, Minggu (3/8/2020).
Baca Juga: Panutan! Dokter Tertua di Wuhan Kembali Praktik Setelah Pulih dari Covid-19
Sementara, 867 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia. Pasien wafat bertambah 15 orang sejak kemarin.
Selain itu, 2.327 orang masih dirawat di Rumah Sakit (RS) yang tersebar di Jakarta. Sisanya, 5.084 orang yang positif menjalani isolasi mandiri di tempatnya masing-masing.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakandilakukan tes PCR sebanyak 4.864 spesimen.
Ada 4.234 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 489 positif dan 3.745 negatif.
Dari 489 kasus tersebut, 130 kasus adalah akumulasi data dari 7 hari terakhir yang baru dilaporkan.
Baca Juga: Dua Pegawai Positif Corona, Kecamatan Matraman Tutup
"Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 39.003," ujar Fify melalui siaran di kanal youtube Pemprov DKI, Senin (3/8/2020).
Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
"Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO," jelasnya.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,9 persen. Sedangkan Indonesia sebesar 14,8 persen.
"WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen," pungkasnya.