Semester I 2020, Laba BTN Anjlok 40 Persen Dibanding Tahun Lalu

Senin, 03 Agustus 2020 | 15:08 WIB
Semester I 2020, Laba BTN Anjlok 40 Persen Dibanding Tahun Lalu
Kartu debit BTN digesek ke mesin EDC. [Dok BTN]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraup laba bersih senilai Rp 768 miliar pada semester I tahun 2020. Laba ini turun 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, laba bersih perseroan ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp 4,43 triliun.

Perseroan juga mencatatkan laba dari operasional di luar provinsi sebesar Rp 1,99 triliun.

Capaian pendapatan bunga bersih BBTN tersebut disumbang kenaikan pada penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 0,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 251,04 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp 251,83 triliun di periode yang sama tahun ini.

Baca Juga: Pengajuan KPR ke Bank BTN Bisa Dari Rumah

"Perolehan laba bersih pada semester I ini melebihi ekspektasi kami. Kami optimistis, hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on-track, sejalan dengan mulai adanya peningkatan permintaan kredit pada Juni 2020," ujar Pahala dalam konferensi pers secara virtual, Senin (3/8/2020).

Menurut Pahala, di tengah pertumbuhan positif tersebut, perseroan pun tetap menjaga kualitas kredit yang disalurkan.

Per Juni 2020, BBTN mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) net dari 2,42 persen per Juni 2019 menjadi 2,40 persen pada Juni 2020.

Perseroan juga tercatat menyiapkan rasio pencadangan yang cukup besar. Pada semester I/2020, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Bank BTN melonjak ke level 107,90 persen.

Posisi tersebut melesat jauh dari 37,87 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: BTN Gelontorkan Rp 1,24 Miliar Bantu Pemerintah Lawan Covid-19

"Pemupukan pencadangan tersebut merupakan inisiatif perseroan dalam rangka menjaga kualitas pertumbuhan bisnis di tengah pandemi," jelas Pahala.

Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia ini menuturkan, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BTN pun terpantau naik 2,99 persen dari Rp 219,76 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp 226,32 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Pertumbuhan tersebut disumbang peningkatan perolehan giro sebesar 13 persen dari Rp 52,88 triliun pada menjadi Rp 59,75 triliun di kuartal II tahun 2020.

Dengan peningkatan giro tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) sebesar 3,75 persen mdari Rp 92,83 triliun menjadi Rp 96,32 triliun per semester I tahun 2020.

"Secara bertahap kami terus meningkatkan porsi dana murah dengan memangkas porsi dana mahal," tutur Pahala.

Kinerja positif pada kredit dan DPK tersebut juga turut mengerek naik aset BBTN sebesar 0,68 persen yoy menjadi sebesar Rp 314,60 triliun.

Pahala menambahkan, walaupun masa pandemi covid-19, perseroan terus memupuk likuiditas.

Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan juga naik ke level 132,22 persen pada semester I/2020 dari 105,50 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.

"Permodalan (Capital Adequacy Ratio/CAR) BBTN pun kian menguat untuk menopang laju bisnis dari level 16,99 persen menjadi 19,10 persen semester I tahun 2020," tukas Pahala.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI