Mafindo: Video Anji dan Hadi Pranoto Sesat, Bisa Membahayakan Publik!

Senin, 03 Agustus 2020 | 13:12 WIB
Mafindo: Video Anji dan Hadi Pranoto Sesat, Bisa Membahayakan Publik!
Wawancara Hadi Pranoto (YouTube dunia MANJI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Publik dibikin gaduh dengan kemunculan video viral berisi klaim seorang profesor menemukan obat penyembuh Covid-19. Video itu dinilai mengandung informasi sesat oleh Kemenkes dan IDI. Terlebih, video itu ditonton ratusan ribu orang dalam waktu singkat.

Peristiwa ini menambah deretan informasi bohong, yang oleh WHO disebut sebagai infodemi. Infodemi mewarnai publik Indonesia selama pandemi. Sejak akhir Januari hingga awal Agustus 2020, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat 544 hoaks Covid-19.

“Infodemi berdampak buruk bagi masyarakat, mengganggu upaya penanganan pandemi. Butuh keseriusan bersama untuk menangkalnya,” kata Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Senin (3/8/2020).

Berbagai hoaks dan teori konspirasi, menurut Septiaji, sangat merugikan banyak pihak. Seperti teori konspirasi rumah sakit dan dokter meng-'Covid-19'-kan pasien sebagai lahan bisnis. Alhasil, terjadi beberapa insiden penarikan jenazah paksa, hingga intimidasi tenaga medis di beberapa daerah.

Baca Juga: Bikin Publik Geger, Epidemiolog: Polisi Harus Tindak Anji dan Hadi Pranoto!

“Bahkan hingga teori konspirasi terkait agama. Seperti bahwa Covid-19 adalah sebuah cara untuk menghancurkan umat agama tertentu dengan membuat umatnya tidak kembali ke sekolah dan mendapatkan pendidikan agama,” tutur pria yang karib disapa Aji ini.

Isu hoaks dan teori konspirasi di seputar vaksin juga dinilai berpotensi membuat masyarakat menolak program vaksinasi jika nanti vaksin sudah tersedia. Dikhawatirkan hoaks juga berperan menurunkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Video Anji bersama Hadi Pranoto yang disebut sebagai profesor pencipta obat Covid-19 adalah salah satu konten berisi klaim meragukan bahkan sesat.

“Ini bisa membahayakan publik dan memberi rasa aman yang palsu, dan dapat berbalik menjadi kelengahan masyarakat akan bahaya penyebarannya,” ujar Septiaji.

“Masyarakat yang termakan informasi tersebut bisa kemudian menolak protokol pencegahan dan pengobatan yang dibuat oleh pemerintah. Mereka memilih obat alternatif yang ditawarkan dalam video itu,” Septiaji menambahkan.

Baca Juga: Heboh Anji Wawancara Hadi Pranoto, 'Nasihat' Ariel Noah Ini Viral Lagi

Mafindo mencatat ada 12 klaim sesat dan membahayakan publik dalam video wawancara Anji dengan Hadi Pranoto. Di antaranya terkait klaim obat buatannya sudah menyembuhkan ribuan orang dengan dua atau tiga hari pemakaian. Ada juga klaim bahwa vaksin justru merusak organ tubuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI