Suara.com - Ratusan buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Dalam aksinya mereka menolak pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja dilanjutkan.
Spanduk besar dibentangkan di depan gerbang utama Gedung DPR RI. Berdasarkan pantauan Suara.con di lokasi, sejumlah buruh tampak sudah berkumpul mulai pukul 10.00 WIB. Mereka datang dengan berbagai atribut diantaranya bendera serikat buruh dan spanduk bertuliskan penolakan terhadap Omnibus Law.
Salah satu yang menarik perhatian, para buruh membentangkan spanduk besar menutup pintu gerbang utama gedung parlemen.
"TOLAK OMNIBUS RUU CIPTA KERJA. STOP PHK MASSAL DAMPAK COVID-19." DRAKULA BAGI BURUH DAN RAKYAT"," tulis dalam spanduk besar seperti dilihat Suara.com, Senin (3/8/2020).
Baca Juga: Buruh Kembali Demo Tolak RUU Cipta Kerja, Massa Menyemut di Gedung DPR RI
Hingga saat ini para buruh sedang menyampaikan berbagai macam aspirasinya melalui mobil komando. Aksi ini dilakukan lantaran para buruh menerima laporan Baleg DPR akan melakukan rapat pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
Sebelumnya Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan aksi ini merupakan aksi lanjutan yang sudah digelar pada pekan sebelumnya. Aksi ini akan dilakukan secara terus menerus selama pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja masih dilakukan.
"Hal ini sesuai dengan apa yang kami sampaikan sebelumnya, bahwa KSPI akan melakukan aksi tiap pekan, setiap kali DPR RI membahas omnibus law,” kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangannya, Senin (3/8).
Menurutnya, aksi serupa juga akan dilakukan secara bergelombang di berbagai provinsi, dan puncaknya adalah tanggal 14 Agustus 2020 bersamaan dengan sidang Paripurna DPR RI yang akan diikuti puluhan ribu buruh.
"KSPI menyesalkan dan mengutuk keras sikap Panja Baleg Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang terkesan melakukan rapat diam-diam dan dadakan, yang melanggar undang undang keterbukaan informasi yang menjadi hak publik," ungkapnya.
Baca Juga: Gelapkan Motor Milik Warga Sleman, Buruh Tani di Bantul Dicokok Polisi
"Mereka, patut diduga, seperti sedang mengejar setoran dan ketakutan menghadapi rakyat dan kaum buruh yang sudah banyak menyampaikan penolakan,” sambungnya.