Ketika Dr Mohammad Molayi dan Dr Ali Molayi kehilangan saudara laki-laki mereka, mereka berkeras bahwa dia masih harus diuji untuk Covid-19, yang ternyata positif.
Di rumah sakit Kamkar, tempat saudara lelaki mereka meninggal, banyak pasien dirawat dengan gejala yang mirip dengan Covid-19. Namun demikian, tidak satu pun dari mereka diuji untuk penyakit ini.
Dr Pouladi mengatakan: "Mereka tidak beruntung. Seseorang dengan kesopanan dan pengaruh kehilangan saudaranya. Dr Molayi memiliki akses ke para pria [pejabat kementerian kesehatan] ini dan tidak menyerah."
Dr Molayi merilis video almarhum saudaranya dengan sebuah pernyataan. Kementerian kesehatan akhirnya mengakui kasus yang pertama kali dicatat.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Naik Peringkat, Indonesia Terbanyak Ke-23 di Dunia
Namun demikian, TV pemerintah mengeluarkan laporan yang mengkritiknya dan dengan salah mengklaim bahwa video saudaranya adalah video lama.
Mengapa ditutup-tutupi?Awal mula wabah bersamaan dengan perayaan Revolusi Islam dan pemilihan legislatif.
Dua peristiwa ini merupakan kesempatan besar bagi Republik Islam ini untuk menunjukkan besarnya dukungan rakyat sehingga enggan merusaknya karena virus.
Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi, menuduh beberapa orang ingin memanfaatkan virus corona untuk merusak pemilu.
Dalam pemilu, tingkat partisipasi pemilih sangat rendah.
Baca Juga: Kemenkes Minta Anji Tanggung Jawab Terkait Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto
Sebelum pandemi global virus corona, Iran sudah mengalami sejumlah krisis.