Hal ini dianggap masuk akal karena peralatan tempur itu dirancang untuk meniru kinerja balistik dari putaran anti-tank M830A1, memantul dan secara tidak sengaja mengenai Abrams.
Kemungkinan kedua datang dari spekulasi akurasi penembakan. Tank pertama diduga sengaja menembakkan target yang sudah direncanakan namun tank kedua tiba-tiba melintas dan tak sengaja terkena tembakan.
M1 dilaporkan sangat akurat sehingga memiliki tingkat hit 90 persen pada 1.000 meter saat dalam perjalanan. Dua tank yang terlibat dalam insiden itu terpisah sejauh 2.600 meter ketika penembakan itu terjadi atau berjarak 1,6 mil.
Munculnya komputer balistik digital yang mampu memproyeksikan titik dampak dari putaran tank telah membuat tank jauh lebih berbahaya dan mematikan daripada sebelumnya.
Baca Juga: Koalisi Sipil Desak Prabowo Batalkan Pembelian Pesawat Tempur Bekas