Selain label peringatan, Twitter juga menonaktifkan fitur "like" untuk postingan tersebut, tetapi memutuskan untuk tidak menghapus postingan tersebut.
Pettersson tidak berkomentar secara khusus tentang tweet yang menghasut yang dituliskan oleh pemimpin Iran.
Setelah pertemuan online tersebut, Cotler-Wunsh berkicau mengenai kebijakan Twitter yang seolah menerapkan standar ganda.
"Wow. Twitter baru saja mengakui bahwa tweet yang menyerukan genosida terhadap orang Yahudi oleh para pemimpin Iran tidak melanggar kebijakannya! Ini standar ganda. Ini antisemitisme." tulis Cotler-Wunsh.
Baca Juga: Sebelum Hagia Sophia, Ternyata Isreal Lebih Dulu Ubah Masjid Jadi Sinagog
Ayatollah Khamenei berkicau di Twitter yang menyebutkan untuk melawan Israel dengan senjata namun tidak diberi tanda khusus oleh Twitter.
"Penghapusan rezim Zionis tidak berarti pembantaian Yahudi. Orang-orang Palestina harus mengadakan referendum. Sistem politik apa pun yang mereka pilih harus memerintah di seluruh Palestina. Satu-satunya obat pemecatan rezim Zionis adalah perlawanan bersenjata yang tegas." tulisnya.