Suara.com - Momen Idul Adha 1441 Hijriah biasanya dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dan berkumpul dengan keluarga. Namun tidak sedikit pula yang menggunakan hari lebaran itu untuk berwisata.
Seperti halnya di Kota Medan, Sumatera Utara. Puluhan warga terlihat memadati komplek Istana Maimun yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.
Warga yang datang rata-rata merupakan wisatawan lokal, baik bersama keluarga maupun perorangan.
Pantauan di seputaran Istana Maimun atau Istana Maimoon, ada beberapa warga tampak menikmati suasana di halaman dengan duduk lesehan. Ada pula yang menikmati suasana di dalam Istana Maimun.
Baca Juga: 6 Makanan Khas Nusantara Saat Idul Adha, Salah Satunya Rabeg Khas Banten
Petugas di Istana Maimun, Aldi yang ditemui mengatakan pihaknya memang sudah membuka akses bagi warga yang hendak berwisata. Meski sudah dibuka untuk umum, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Kita sudah mulai buka tadi dari pukul 14.00 WIB. Jadi, setelah selesai salat Id langsung dibuka," kata Aldi, Jumat (31/7/2020).
Menurut Aldi, warga yang akan berwisata di dalam lingkungan Istana Maimun diwajibkan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.
Selanjutnya wisatawan diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya dengan menggunakan alat pendeteksi suhu tubuh (Thermo Scanner).
"Ini protokol yang harus dipatuhi setiap wisatawan yang akan masuk ke Istana Maimun," ujarnya.
Baca Juga: Napi Teroris Beraksi saat Idul Adha, Unjuk Gigi Masak Daging Kurban
Dijelaskan Aldi, Istana Maimun mulai dibuka untuk wisatawan pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB setiap hari.
Sedangkan untuk berswafoto di spot-spot yang ada, pihaknya memberlakukan sistem antrian untuk menghindari penumpukan di satu lokasi.
Salah seorang wisatawan, Dodi (36) warga asal Kota Padang, Sumatera Barat, mengatakan jika ia dan keluarga sengaja datang ke Istana Maimun untuk berwisata.
Momentum lebaran Idul Adha, sengaja dipilih untuk membawa ketiga buah hatinya. Selain mudah dijangkau, juga untuk menambah pengetahuan sejarah bagi anak-anak.
"Memang sengaja datang ke sini, memanfaatkan waktu libur Idul Adha karena ini lebaran di tempat istri di Kota Tebingtinggi. Ini juga untuk memberi edukasi kepada anak-anak," kata Dodi yang masih mengenakan baju adat Melayu Deli.
Menurut Dodi yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Istana Maimun itu mengatakan sangat kagum dengan keindahan arsitektur Istana Maimun.
"Keindahan arsitektur dalam istana ini membuat kita bisa merasakan masa-masa kejayaan istana dahulunya. Ini menjadi peninggalan sejarah yang harus dijaga," ujarnya.
Pun demikian, menurut Dodi meski Istana Maimun dengan berbagai sejarah panjang yang tersiar ke seluruh nusantara, namun ia menyayangkan pihak pengelola tidak menampilkan sejarah salah satu kerajaan besar di Sumatera itu dalam bentuk literasi.
"Sayang sekali kalau itu tidak dituangkan dalam literasi, sehingga generasi muda yang datang bukan saja untuk berfoto tapi juga membaca sejarah dari Istana Maimun," ungkapnya.
Dirinya berharap, sisi edukasi dapat diperbanyak di dalam gedung istana tidak saja melalui foto atau layar LCD, tapi melalui literasi.
"Generasi milenial harus tahu sejarah Istana Maimun ini, siapa raja pertama, dan bagaimana keturunannya saat ini, itu kan harus diketahui," tutupnya.
Kontributor : Muhlis