30 Orang Ikuti Pesta Seks Rahasia saat Pandemi, Digagalkan Polisi

Jum'at, 31 Juli 2020 | 16:55 WIB
30 Orang Ikuti Pesta Seks Rahasia saat Pandemi, Digagalkan Polisi
Ilustrasi. [Viral Press]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas berwenang di New York berhasil membubarkan pesta seks yang digelar di tengah pandemi virus corona.

Menyadur Daily Mail, Sabtu (31/7/2020), acara rahasia yang digelar pekan lalu ini dihadiri oleh sekitar 30 orang.

Pihak kepolisian mengatakan pesta seks yang diadakan pada 24 Juli tersebut diadakan di kawasan Midtown Manhattan.

Acara ini dilangsungkan secara sembunyi-sembunyi, di mana penyelenggara melarang peserta untuk mengambil gambar atau menyebutkan detil pesta.

Baca Juga: Mengaku Serius, Presiden Filipina Anjurkan Warga Cuci Masker Pakai Bensin

Informasi tentang kegiatan yang melanggar protokol kesehatan ini disebarkan secara tertutup melalui Telegram dan WhatsApp.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Polisi Kota New York Joseph Fucito mengatakan kepada ABC, beberapa pesta yang menjadi target penggerebekan adalah ilegal karena tidak memiliki izin konsumsi minuman keras.

"Acara seperti ini adalah aktivitas ilegal sebelum Covid-19, dan melanggar aturan walikota dan gubernur dengan melakukan aktivitas kriminal dalam acara sosial," ujar Fucito.

"Karena sifat dan lokasi peristiwa yang berubah dengan cepat, kantor polisi tidak mengomentari investigasi kriminal, tapi kami siap menerima informasi acara semacam ini," sambungnya.

Pemerintah New York tengah getol menegakkan aturan pembatasan guna menekan sebaran virus corona di kota ini.

Baca Juga: Warga Portugal Boleh Kunjungi Klub Malam, Tapi Tak Boleh Joget

Belum lama ini, sebuah konser yang meski disebut-sebut menerapkan protokol kesehatan memicu kecaman di tengah masyarakat New York.

Guebrnur New York Andrew Cuomo merupakan satu di antara orang yang memberikan respon negatif atas acara musik amal yang digelar Chainsmoker pada Sabtu (25/7) lalu.

"Saya terkejut," cuit Cuomo di twitter, menambahkan penyelidikan akan dilakukan.

"Kami tidak memberikan toleransi terhadap (aktivitas) ilegal dan sembrono yang membahayakan kesehatan masyarakat," sambungya.

Penyelenggara acara mengklaim orang yang datang ke konser ini menonton melalui mobil mereka masing-masing.

Namun, dari apa yang tersebar di media sosial, terlihat orang-orang keluar dari mobil, berpesta bersama dan menari tanpa masker.

Sejak awal wabah virus corona muncul di Amerika Serikat, New York menjadi pusat sebaran kasus. Tapi belakangan, sebaran infeksi di kota ini disebutkan mulai menurun.

New York per Rabu (29/7) mencatatkan 777 kasus infeksi virus corona baru dengan 13 kematian. Sementara total keseluruhan kasus Covid-19, berdasarkan data dari Worldometers, mencapai 443.000 dengan 32.754 kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI