Suara.com - Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengkritik kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menerapkan sekolah online selama pandemi Covid-19. Menurutnya, sekolah online membuat mata, otak dan hati anak menjadi rusak.
Hal ini disampaikan oleh Fahri melalui akun Twitter miliknya @fahrihamzah. Awalnya, Fahri bercerita ia bertemu dengan tiga anak kecil yang sedang asyik bermain gawai hingga malam hari.
"Lapor mas Menteri! Kemarin ada tiga anak kecil sedang bermain gadget, 1 nonton YouTube, 1 main game, 1 lagi main TikTok dengan HP ibu dan bapaknya yang terbiasa dipakai sekolah," kata Fahri hamzah seperti dikutip Suara.com, Jumat (31/7/2020).
Menurut Fahri, sekolah online yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 tidak maksimal. Sekolah sebagai tempat belajar kedisiplinan justru ditutup dan anak belajar dari rumah.
Baca Juga: Profil Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Periode 2019-2024
Bahkan, penerapan sekolah online memberkan efek negatif yang luas bagi anak dengan keuangan cukup hingga anak yang miskin akses.
Mereka akan mengalami kerusakan mata, otak hingga hati karena monoton berada di depan layar gadget terus menerus.
"Bikin mereka jadi penghuni dunia maya yang palsu, hidup monoton layar kaca (tanpa pengawasan) yang merusak mata, otak dan hati," ungkapnya.
Sementara, bagi anak-anak dengan kondisi keuangan rendah maka mereka akan mengalami frustasi. Sebab mereka memiliki akses yang minim untuk bisa belajar.
Fahri mengaku, sejak awal program 100 hari kabinet, ia mengusulkan Nadiem Makarim fokus membangun infrastruktur digital bagi pendidikan rakyat. Terlebih, anggaran untuk pendidikan cukup besar.
Baca Juga: Menteri Nadiem: Kuota Internet Mahal Masalah Utama PJJ
"Mas menteri punya jejak sukses bikin infrastruktur digital bagi tukang ojek, mengapa tidak diteruskan dengan infrastruktur digital bagi pendidikan rakyat?" ungkap Fahri.