Karena itu, Yan Mangandar menepis kesan negatif yang muncul dari kasus ini. LNS diyakini bukan tewas karena frustasi dengan kehamilannya yang juga diiringi kabar pacarnya, Rio akan meninggalkan dia untuk melanjutkan S2 di Yogyakarta, Jawa Tengah.
"Jadi kesannya itu harus diluruskan. Kami mewakili pihak keluarga membantah bahwa LNS meninggal dalam kondisi hamil. Dugaan kami, korban ini dibunuh," ucapnya.
Dari temuan ini, Yan Mangandar juga mendorong aparat kepolisian untuk segera melakukan autopsi jenazahnya agar penyebab kematiannya dapat terungkap dengan jelas.
"Supaya tidak memunculkan isu negatif terhadap korban, autopsi harus segera dilakukan. Kalau semakin lama, akan semakin sulit ditemukan (fakta)," kata Yan.
Baca Juga: Kades Bunuh Diri Sebelum Bagikan BLT, Sempat Buat Surat Minta Maaf ke Warga
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara Mataram terkait permintaan keluarga korban untuk dilakukan autopsi jenazah.
Bahkan nantinya dalam proses autopsi, kata dia, akan ada perbantuan juga dari dokter Rumah Sakit Unram. "Jadi kita tinggal menunggu jadwal saja," kata Kadek.
Terkait dugaan adanya kekerasan tersebut, Kadek menegaskan bahwa hal itu perlu didalami lagi dan dikuatkan berdasarkan alat bukti.
Masyarakat jagat maya di wilayah Kota Mataram pada akhir pekan lalu, dihebohkan dengan temuan jenazah perempuan gantung diri.
Penemuan itu terungkap pada Sabtu sore (25/7), sekitar pukul 16.30 Wita, di salah satu rumah yang ada di Perumahan Royal Mataram, kawasan Lingkar Selatan, Kota Mataram.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Gantung Diri di Kamar Isolasi
Perempuan yang belakangan diketahui beridentitas seorang mahasiswi berinisial LNS ditemukan dalam keadaan mengenaskan, yakni tergantung seutas tali jemuran di dalam rumah.