Ia mengatakan demi menghadapi kemunculan klaster perkantoran, manajemen juga harus ikut campur tangan. Selain melakukan pemeriksaan menyeluruh, keterbukaan informasi di kantornya juga harus dilakukan dan jangan ditutupi.
"Kita harus bersama sama melawan Covid-19 untuk meminimalisir penyebaran di perusahaan," katanya.
PSBB Transisi Dinilai Tak Efektif
Sementara itu, pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di Jakarta tidak efektif. Sebab, angka penularan corona terus membengkak setiap harinya.
Baca Juga: Virus Corona Ancam Orang Muda, Perilaku Bumil yang Sebabkan Anak Stunting
Ia meminta Pemprov DKI mengevaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi.
Ia menilai, PSBB masa transisi yang selama ini diterapkan di Jakarta tidak efektif mengendalikan penularan Covid-19. Karena itu Miko meminta agar Anies melakukan evaluasi.
"PSBB transisi sudah tidak efektif, karena pelonggaran yang dilakukan akhirnya membuat kasus semakin banyak," ujar Miko saat dikonfirmasi, Kamis (30/7/2020).
Aturan PSBB transisi, kata Miko, terbukti tidak bisa menekan angka penularan. Bahkan tingkat positif dibandingkan jumlah tes atau positivity rate terus meningkat.
"Ini sudah diperpanjang berkali-kali, tapi kasus malah makin banyak, positivity rate jadi tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Menteri Pertanian Zimbabwe Perrance Shiri Meninggal Akibat Corona
Karena itu, ia meminta agar Pemprov DKI Jakarta segera membuat pemetaan terkait penyebaran Covid-19. Berbagai wilayah yang tergolong sebagai zona merah kuning, dan hijau harus segera ditentukan.