Suara.com - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi di Jakarta tidak efektif. Sebab, angka penularan corona terus membengkak setiap harinya.
Dia meminta Pemprov DKI mengevaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi.
Ia menilai, PSBB masa transisi yang selama ini diterapkan di Jakarta tidak efektif mengendalikan penularan Covid-19. Karena itu Miko meminta agar Anies melakukan evaluasi.
"PSBB transisi sudah tidak efektif, karena pelonggaran yang dilakukan akhirnya membuat kasus semakin banyak," ujar Miko saat dikonfirmasi, Kamis (30/7/2020).
Baca Juga: Resmi! Anies Kembali Perpanjang PSBB Transisi Fase 1 hingga 13 Agustus
Aturan PSBB transisi, kata Miko, terbukti tidak bisa menekan angka penularan. Bahkan tingkat positif dibandingkan jumlah tes atau positivity rate terus meningkat.
"Ini sudah diperpanjang berkali-kali, tapi kasus malah makin banyak, positivity rate jadi tinggi," jelasnya.
Karena itu, ia meminta agar Pemprov DKI Jakarta segera membuat pemetaan terkait penyebaran Covid-19. Berbagai wilayah yang tergolong sebagai zona merah kuning, dan hijau harus segera ditentukan.
Setelah itu, penerapan aturan disesuaikan dengan warna zonasi itu. Bahkan untuk zona merah, aturannya harus lebih ketat seperti sebelum PSBB transisi.
"Zona merah dan oranye mending dilakukan PSBB seperti awal. Warganya bekerja dari rumah dan diisolasi, yang boleh keluar harus punya kepentingan dan diseleksi. Ruang publik tutup, tempat wisata tutup, jangan ada kegiatan di luar rumah di zona merah dan oranye ini," pungkasnya.
Baca Juga: Jadi Orang Miskin, Bapak-Anak Kompak Curi Motor di Rawa Banteng Buat Makan