Suara.com - Masjid Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo WiramoPalembang, Sumatera Selatan akan memotong hewan kurban, JUmat (31/7/2020) malam. Ini untuk menghindari kerumunan orang saat wabah corona.
Pengurus Masjid SMB Jayo Wikramo di Palembang, Sarnubi, mengatakan pelaksanaan kurban di masjid ini akan dilakukan saat malam hari. Ini untuk menghidari penumpukan orang di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
“Pemotongan hewan kurban kita lakukan Jumat malam (31/7/2020). Kita akan menyelesaikan sampai pagi hari, juga mengantongi daging kurban,” ujar Sarnubi, saat ditemui di masjis, Kamis (30/7/2020).
Untuk daging kurban yang sudah dikantongi akan diberikan ke RT. Selanjutnya diteruskan kepada warga Palembang yang berhak menerima daging kurban tersebut.
Baca Juga: Besok Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban Sepi
“Kita mendistribusikan melalui RT karena mereka yang mempunyai data-data jumlah warga yang layak menerima daging kurban,” ucap dia.
Berbeda seperti tahun sebelumnya, kali ini pihaknya tak menggunakan kupon. Karena itu, pihaknya memprakirkan daging kurban yang dibagikan berkisar 1,5 sampai 2 ton.
“Kita mendistribusikan ke 12 RT yang terdaftar. Nah, per kepala keluarga nantinya akan menerima sekitar 1 sampai 1,5 kilogram daging kurban,” kata dia.
Total hewan kurban pada Idul Adha tahun ini diprediksi tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Pihaknya mencatat sejauh ini ada sembilan ekor sapi dan enam ekor kambing.
“Dari jumlah (hewan kurban) saat ini tak ada penurunan meski pandemi Covid-19,” singkat dia.
Baca Juga: Jokowi Sumbang Sapi Seberat 1 Ton untuk Warga Surabaya
Kini sapi yang sudah tiba di Masjid SMB Jayo Wikramo ada dua ekor sapi dari Kapolda Sumsel dan Bank Sumsel Babel. Sementara sapi dari Presiden Jokowi dan Gubernur Sumsel saat ini belum datang.
“Kambing sudah ada enam ekor. Kalau sapi dari Presiden Jokowi dan Gubernur Sumsel belum datang, tapi sudah ada komunikasi ke kita,” tutur dia.
Di Kota Palembang, masyarakat kota pempek selalu rutin setiap tahunnya melakukan shalat Idul Adha di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Jayo Wikramo.
Tahun-tahun sebelumnya, jamaah yang hadir selalu membludak mencapai 20.000 orang. Di tengah pandemi Covid-19 ini, kini jumlah jamaah dibatasi dan harus mengikuti protokol kesehatan yang telah diberlakukan.
Shalat Idul Adha tahun ini akan dilakukan sesederhana mungkin. Mengingat diselenggarakan dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Tahun ini, shalat Idul Adha kita rayakan sesederhana mungkin. Apalagi jumlah jamaah hanya dibatasi 3.000 orang. Kalau tahun-tahun sebelumnya mencapai 20 ribu, karena sampai shalat di atas Jembatan Ampera,” ujar Sarnubi.
Berbagai persiapan jelang shalat Idul Adha pun hingga kini terus dilakukan pengurus masjid.
Di antaranya sebelum menyediakan pengukur suhu bagi jamaah, menyediakan sabun dan tempat cuci tangan, dan memasang tanda atau stiker jaga jatak di dalam masjid.
“Ya, standar sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Jamaah yang datang besok pagi (31/7/2020) wajib membawa sajadah dari rumah masing-masing karena kita tak menyiapkan karpet dan pakai masker. Saat ini juga pengurus tengah menyemprot ruangan dengan disenfektan,” kata dia.
Pihaknya mengimbau untuk jamaah yang datang saat penyelenggaraan shalat Idul Adha, jika masjid telah penuh dan ditutup bisa mencari masjid lainnya.
“Kalau masjid sudah penuh, terpaksa harus pulang atau bisa cari masjid terdekat. Nanti ada satgas dari pemerintah kota setempat yang turut menjaga di sekitar masjid untuk mengantisipasi lonjakan jamaah yang datang,” tambah dia.
Tahun ini juga, kata dia, pelaksanaan takbir tetap ada. Hanya saja, takbir diselenggarakan di masjid, artinya tidak ada berkeliling.
“Selama ini juga untuk takbiran, kita selalu melakukannya di masjid, tidak pernah keliling. Pastinya, kita merayakan Idul Adha tahun ini sederhana,” tutup dia.
Wadah pakai daun
Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang menganjurkan dalam pembagian daging kurban tanpa plastik, tapi bisa menggunakan wadah dari daun pisang atau besek.
Wali Kota Palembang Harnojoyo, mengatakan pemakaian kantong plastik untuk wadah daging kurban dapat diganti dengan daun pisang atau besek.
Karena itu, ia meminta agar seluruh pihak kecamatan hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) di wilayahnya untuk memperbaiki manajemen kurban tersebut.
“Saya minta kepada masyarakat dan panitia kurban di Palembang untuk tak menggunakan kantong plastik sebagai wadah daging kurban. Tapi, pakailah daun pisang atau besek, lebih bagus lagi bawa wadah sendiri,” ujar Harnojoyo.
Hal tersebut untuk pengurangan jumlah kantong plastik yang sulit diurai. Selain itu, ia menyebut, itu juga berdasarkan surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Nomor SE.8/PSLB3/PSB.07/2020.
“Kantong plastik kan merusak lingkungan. Bukan itu saja, kantong plastik (warna hitam) itu buruk bagi kesehatan karena berasal dari proses daur ulang yang sumbernya dari berbagai limbah,” kata dia.
Masih kata dia, semua kantong plastik juga tidak memiliki kualitas food grade. Lalu, mengandung zat karsinogen dan bahan kimia lainnya.
Ia mengingatkan kembali agar panitia kurban untuk menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, seperti sampah terpilah di lokasi pelaksanaan penyembelihan hewan kurban.
“Selain itu, panitia juga harus menyediakan armada untuk angkutan sampah. Terakhir, jangan lupa tetap harus mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19,” tutur dia.
Kontributor : Rio Adi Pratama