Suara.com - Musala Al Makmur, yang berlokasi di Jalan Asem Baris Selatan III, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan memiliki badan usaha untuk menghidupi kegiatan-kegitannya. Salah satunya berjualan hewan kurban.
Kandang kambing milik Musala Al Makmur berada di sekitar perlintasan kereta api yang menghubungkan Stasiun Cawang dan Stasiun Tebet. Tidak besar, kandang kambing tersebut hanya berukuran 3 X 3 meter.
Ketua Musala Al Makmur, Muhammad Safari (39) mengatakan, usaha penjualan hewan kurban tersebut digagas untuk pemberdayaan musala.
Tidak hanya sekedar berjualan, usaha ini turut memberdayakan anak-anak muda di sekitar musala.
Baca Juga: Ini Cara Memilih Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam dan Dokter Hewan
Pria yang akrab disapa Kenyo menamakan usaha jual kurban tersebut dengan sebutan BUMM (Badan Usaha Milik Musala). Mottonya, "Kurban Cara Sunah, Faedah, dan Ibadah".
Semula, Musala Al Makmur menerima bantuan dua ekor kambing dari rekan Kenyo. Dari dua ekor kambing itu, muncul gagasan di kepala Kenyo untuk membuat usaha yang bisa menghidupkan musala.
"Dari dua kambing yang disumbang itulah muncul ide saya. Saya pikir, kenapa tidak buat usaha saja ya? Apalagi untuk pemberdayaan musala, untuk pemberdayaan anak-anak di sekitar sini," ujar Kenyo saat berbincang dengan Suara.com di lokasi, Kamis (30/7/2020).
Kenyo mengungkapkan, BUMM Musala Al Makmur tidak berorintasi pada keuntungan. Meski pada nantinya hanya balik modal, setidaknya BUMM Musala Al Makmur bisa bersedekah.
"Nah, gagasan awalnya bukan dari modal balik untung. Tapi dari modal balik lagi ke modal, untungnya untuk ibadah, untuk musala," katanya.
Baca Juga: Sebelum Disembelih, Ini Perlakuan yang Harus Diberikan kepada Hewan Kurban
Usaha jual hewan kurban ini, lanjut Kenyo, dimulai sejak Sabtu (24/7/2020) pekan lalu. Setelah mendapat modal dari salah satu rekannya, Kenyo bertemu dengan pihak PT. KAI selaku pemilik lahan.
"Sabtu minggu lalu. Kami mulai jualan seminggu sebelum hari raya. Saya juga gak berani lama-lama. Ini kan tanah punya PT. KAI. Saya ngomong sama pihak PT. KAI untuk sewa lahan buat kandang kambing," lanjut dia.
Kenyo melanjutkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Satpol PP dan Kelurahan terkait masalah kebersihan. Intinya, pihak-pihak terkait sepakat jika Kenyo dan rekan-rekannya membangun kandang di pinggir perlintasan kereta api.
"Yang penting, tempat kalau sudah pakai di bersihkan lagi. Terus untuk kebersihan lokasi saya koordinasi dengan pihak Satpol PP dan Kelurahan," papar Kenyo.
Untuk melanjalankan usaha ini, Kenyo menggandeng lima anak muda di kawasan tempat tinggalnya. Mereka yang rata-rata tidak memiliki perkerjaan, diberdayakan untuk kepentingan musala.
"Alhamdulillah, paling tidak ada kerjaan buat anak-anak, bukan cuma dagang saja, tapi punya tenaga. Tenaga dari anak-anak sekitar yang tidak punya kerjaan," ujarnya lagi.
"Paling tidak, meski tidak besar upahnya, yang penting mereka sehari-hari untuk makan bisa terpenuhi," imbuh Kenyo.