Dilema PSBB Transisi: Muncul Klaster Perkantoran hingga Rekor Harian Corona

Kamis, 30 Juli 2020 | 07:43 WIB
Dilema PSBB Transisi: Muncul Klaster Perkantoran hingga Rekor Harian Corona
Warga mengenakan masker saat melintas di jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (20/5). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Kamis (30/7/2020), merupakan hari terakhir Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Dalam waktu dekat, Pemprov DKI Jakarta akan segera menentukan 'nasib' dari aturan untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri telah memutuskan ibu kota menerapkan PSBB transisi fase 1 sejak 4 Juni lalu atau selama satu bulan. Bedanya dengan PSBB sebelumnya, kali ini berbagai sektor yang sempat ditutup mulai dibuka.

Mulai dari perkantoran, pariwisata, hingga kegiatan olahraga di ruang terbuka, menerapkan pembatasan kapasitas 50 persen. Namun karena masih fase 1, masih banyak juga sektor yang belum diizinkan beroperasi seperti sekolah, bioskop, hiburan malam, dan kegiatan di ruang tertutup lainnya.

Namun sejak diterapkan awal Juni, PSBB transisi fase 1 tak kunjung beralih ke fase 2 dan malah terus diperpanjang. Hingga sekarang, terhitung sudah dua kali Anies memperpanjang PSBB transisi fase 1, yakni pada tanggal 2 dan 16 Juli lalu.

Baca Juga: Anies Terapkan PSBB Transisi, Klaster Perkantoran Melesat jadi 90 Kasus

Sebelum mengambil keputusan PSBB akan diperpanjang atau tidak, Anies menyebut ada beberapa indikator yang harus dipenuhi. Mulai dari fasilitas kesehatan, rata-rata angka penularan, dan pengawasan terhadap tempat yang rentan.

Catat Rekor Corona Harian

Pada hari terakhir PSBB ini, ada dua poin yang kerap menjadi sorotan. Pertama adalah jumlah positif corona harian yang terus meningkat bahkan memecahkan rekor dan kemunculan klaster perkantoran.

Dalam dua pekan terakhir sejak PSBB transisi diperpanjang, terhitung sudah tiga kali ibu kota memecahkan rekor positif corona harian. Yakni tanggal 21 Juli dengan 441 pasien, 27 Juli dengan 472 kasus, dan terakhir 29 Juli menjadi yang terbanyak, 585 pasien.

Meningkatnya angka harian pasien corona disebut anies karena program active case finding atau pencarian orang yang terpapar corona secara aktif. Melalui cara ini, tim medis bisa menemukan pasien yang tidak menyadari dirinya sudah tertular virus asal China itu.

Baca Juga: Daftar 68 Klaster Virus Corona di Perkantoran Jakarta, Banyak di PT Antam

Pasalnya sekarang ini pasien corona tidak memiliki gejala. Karena itu mereka merasa sehat padahal sudah tertular.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI