Suara.com - Puasa sehari menjelang Hari Raya Idul Adha disebut sebagai puasa Arafah. Berikut bacaan niat puasa Arafah lengkap dengan keutamaan puasa Arafah.
Bacaan niat puasa Arafah lengkap dengan artinya
Nawaitu Shauma Ghadin 'an ada'i sunnati Arafah lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat pasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT".
Baca Juga: Hukum Berkurban Atas Nama Orang yang Sudah Meninggal
Pada bulan Dzulhijjah ini banyak amalan yang bisa dilakukan untuk menambah pahala, sila simak "Daftar Amalan untuk Menambah Pahala".
Keutamaan puasa Arafah
Mengutip dari laman NU Online, puasa Arafah memiliki keutamaan yang begitu besar.
Para ulama mengkategorikan puasa Arafah kedalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan atau disebut sunnah muakkad.
Di balik puasa Arafah ada keutamaan yang cukup besar yaitu dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lalu dan dua tahun yang akan datang.
Baca Juga: Hukum Menggabungkan Qadha Puasa Ramadan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Seperti sabda Rasulullah SAW dalam riwayat Muslim yang memiliki arti:
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu" (HR Muslim).
Itulah bacaan niat Puasa Arafah lengkap dengan arti dan keutamaannya!
Sebagai informasi, puasa sunnah sebelum Idul Adha dilakukan selama 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Tahun ini, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah 1441 H akan dimulai pada Rabu, 22 Juli 2020 dan berakhir pada perayaan Idul Adha.
Puasa sunnah sebelum Idul Adha ini diawali dengan puasa Dzulhijjah pada 1 Dzulhijjah hingga 7 Dzulhijjah diikuti puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Khusus untuk puasa, Rasulullah SAW melarang untuk melakukannya pada 10 Dzulhijjah sehingga hari itu termasuk ke dalam pengecualian.
Sekecil apapun amal yang dikerjakan di sepuluh awal bulan Dzulhijjah merupakan amal yang paling besar. Walaupun merupakan amal yang biasa dan tidak utama, tetapi sunnah biasa ini akan menjadi utama di sepuluh awal bulan Dzulhijjah.
Rasulullah SAW bersabda “Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah)” (HR Muslim)
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk, yaitu shalat, puasa, sedekah dan haji, yang tidak terdapat pada hari-hari lainnya.”