Kades Bunuh Diri Sebelum Bagikan BLT, Sempat Buat Surat Minta Maaf ke Warga

Chandra Iswinarno Suara.Com
Rabu, 29 Juli 2020 | 18:15 WIB
Kades Bunuh Diri Sebelum Bagikan BLT, Sempat Buat Surat Minta Maaf ke Warga
Ilustrasi mayat. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah miris terjadi di Desa Buangin Kecamatan Rante Bulahan Timur Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat. Kepala desa tersebut, Pilipus ditemukan meninggal gantung diri saat akan membagikan bantuan langsung tunai (BLT) pada Senin (26/7/2020).

Pilipus ditemukan tewas bunuh diri di kebun kopi milik warga.

Kasat Reskrim Polres Mamasa Iptu Dedi Yulianto membenarkan adanya peristiwa bunuh diri tersebut.

” Iya, Pak Kadesnya ditemukan tewas oleh warganya saat hendak mau ke kantor desa untuk menghadiri pembagian BLT di kantor desa. Namun belum sampai di kantor, pak Kadesnya sudah ditemukan tergantung di pohon dengan seutas kabel melingkar dilehernya,” katanya kepada pojokcelebes.com-jaringan Suara.com.

Baca Juga: Surat Terakhir Kades Sebelum Bunuh Diri: Jangan Masuk Politik

Berdasarkan keterangan Albert, yang masih keponakan korban, pada Senin pagi itu, Pilipus bersamanya berangkat berboncengan menggunakan sepeda motor dari rumah menuju Kantor Desa Buangin.

Saat di tengah jalan, Pilipus minta diturunkan dari motor dengan alasan ingin buang air besar di sungai kecil, sedangkan Albert diminta untuk melanjutkan perjalanan ke kantor desa.

Namun sekitar kurang lebih satu jam menunggu, Pilipus tak kunjung datang ke kantor desa. Sementara itu, warga sudah lama menuggunya. Lantaran itu, Albert menyusul ke tempat korban minta diturunkan.

Namun yang terjadi kemudian di tempat kejadian, warga desa bersama camat, babinkamtimas serta aparat lain, dikejutkan dengan temuan Pilipus sudah tak bernyawa dan menggantung di pohon.

”Warganya melihat korban Kades ditemukan sudah terbujur kaku dengan kondisi tergantung dengan kabel masih melingkar denngan memakai jaket warna coklat, celana jens warna biru dan sandal masih melakat di kaki korban. Kuat dugaan korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri alias bunuh diri.”

Baca Juga: Kelelahan, Dua Kades di Bantul Meninggal Selama Pandemi

Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Kades. Hanya saja, berdasarkan pengakuan istrinya, korban meninggalkan surat wasiat untuk keluarga dan masyarakatnya untuk pamit selamanya.

”Selembar surat wasiat yang ditinggal yang intinya itu meminta maaf kepada keluarganya termasuk anaknya dan masyarakatnya selama dia bertugas jadi pemimpin desa untuk pamit selamanya, ” jelas Dedi.

Akibat kejadian tersebut, Dedi mendapatkan informasi bahwa bendahara desa sudah menyerahkan uang BLT tersebut ke korban.

”Kalau soal uang itu, kami belum bisa bertanya lebih ke bendahara karena masih suasana berduka, tapi informasi yang kami dapat, bahwa bendahara desa sudah menyerahkan ke korban, tapi kami akan kroscek kembali kebenarannya," katanya.

Catatan Redaksi:

Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI