Suara.com - Eks Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu memberi pesan kepada Presiden Joko Widodo terkait cara menumbuhkan ekonomi Indonesia. Ia mengatakan bahwa ada dua pilar yang harus diperhatikan yang disebut sebagai "pabrik Allah" dan "sunatullah".
Pesan itu disampaikan oleh Said Didu menanggapi pernyataan Presiden Jokowi soal upaya pemerintah untuk meningkatkan ekonom makro Indonesia selama pandemi virus corona.
Dua pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut Said Didu adalah "pabrik Allah" yakni hasil alam, dan "sunatulah" yang merupakan konsumsi masyarakat.
Dalam pandangan Said Didu, dua pilar itu tidak berkaitan dengan pemerintah namun bisa mengatasi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga melampaui dunia.
Baca Juga: Jokowi: Terlalu Banyak Birokrasi, Kita Terjebak Aturan Sendiri
"Bapak Presiden Yth, pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia itu adalah (1) "pabrik Allah" berupa SDA (tumbuhan, ikan, dan tambang), dan (2) "sunatullah, yaitu konsumsi. Pertumbuhan keduanya tidak terkait dengan pemerintah dan dipastikan di atas pertumbuhan dunia. Mohon pacu pertumbuhan industri," ungkap Said Didu dikutip dari Twitter-nya pada Rabu, (29/7/2020).
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan agar jajarannya memaksimalkan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia meminta jajaran terkait untuk mengkalkulasi angka-angka indikator ekonomi makro dengan cermat dan optimis.
Hal itu dikatakan Presiden dalam rapat terbatas membahas Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2021 melalui video conference, Selasa (28/7/2020).
"Angka-angka indikator ekonomi makro dikalkulasi dengan cermat dan hati-hati, optimis. Harus optimis, tapi juga harus realistis dengan pertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," ujar Jokowi.
Baca Juga: Jokowi: Semua Harus Tahu, China-Amerika Semakin Memanas
Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta jajaran menteri terkait memastikan prioritas dan pelebaran defisit APBN 2021 untuk pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi.
"Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan juga pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi," ucap dia.
Tak hanya itu, Kepala Negara juga meminta APBN 2021 juga diprioritaskan untuk penguatan transformasi di berbagai sektor.
"Terutama reformasi di bidang kesehatan, reformasi pangan, energi, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital," katanya menambahkan.