Selamat tinggal semuanya, aku akan pergi untuk selamanya. Harapan saya semoga desa saya, daerah yang saya cintai lebih maju dan masyarakat akan sejahtera.
Sekali lagi, bagi semua masyarakat saya, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudaraku.
Terima kasih atas dukungannya selama saya menjalankan pemerintahan saya, kiranya Tuhan mengampuni akan semua kesalahan yang terjadi selama ini dan tidak akan menjadi batu sandungan bagi pemimpin seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta ini".
Muncul dugaan, P nekat bunuh diri karena depresi menghadapi masalah dan tekanan dari sejumlah warga desa.
Baca Juga: Krimonolog UI Sebut Editor Metro TV Yodi Korban Pembunuhan Kamuflase
Dugaan tersebut pun dibantah keluarga. Sebab, beberapa hari lalu, P sempat mengadakan mediasi dengan warga untuk menyelesaikan masalahnya.
Sebelum bunuh diri, P sempat pamit ke keluarga. Ia berkata akan pergi meninggalkan rumah untuk menyalurkan BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Saat itu, ia pergi bersama keponakannya. Tapi di tengah jalan, P minta turun dengan alasan ingin buang air.
Karena tak kunjung tiba di Kantor Desa, warga kemudian mencari P. Tapi warga mendapati kadesnya sudah tidak bernyawa.
Jasad pria berusia 38 tahun itu ditemukan menggantung di pohon kopi oleh warga. Ada kabel yang mengikat di lehernya.
Baca Juga: Rendy Bunuh Anak dan Istrinya, Lalu Gagal Bunuh Diri dan Gantung Diri
Catatan Redaksi: