Suara.com - P, seorang Kepala Desa di Kecamatan Rentebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat memutuskan mengakhir hidup dengan gantung diri, Senin (27/7/2020) pagi. Sebelum bunuh diri, dia sempat menulis surat terakhir untuk keluarga.
Dalam surat tersebut, kades berpesan kepada anaknya untuk tidak masuk dunia politik.
Menurutnya, dunia politik tidak sesuai dengan ajaran agamanya.
Sang Kades, melalui surat itu, juga mengaku lebih memilih berbuat dosa satu kali lagi daripada setiap hari melakukan kebohongan.
Baca Juga: Krimonolog UI Sebut Editor Metro TV Yodi Korban Pembunuhan Kamuflase
Dilansir WartaMataram.com -- jaringan Suara.com, Rabu (29/7/2020), pesan terakhir P ditemukan oleh Gunawan, kerabatnya yang juga merupakan aparat desa setempat.
Gunawan menemukan surat tersebut ketika memeriksa lemari milik P.
Berikut isi surat terakhir P sebelum bunuh diri:
"Pesan-pesan saya buat keluarga, kiranya apa yang terjadi pada saat ini tidak mempengaruhi hubungan atau tekanan keluarga.
Untuk istri tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga sama Dirga, sekolahkan dengan baik, maafkan aku yang belum bisa membahagiakan.
Buat ananda Arga/Dirga, sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang dilakukan bapak kalian, jangan sekali-kali masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Baca Juga: Rendy Bunuh Anak dan Istrinya, Lalu Gagal Bunuh Diri dan Gantung Diri
Kalau kalian sudah besar nanti, jaga baik-baik ibu kalian kasihi dan sayangilah, maafkan saya, saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi, dari pada tiap hari melakukan kebohongan hanya karena terpaksa.