Suara.com - Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak dinyatakan bersalah atas tujuh dakwaan di persidangan korupsi pertamanya yang melibatkan puluhan juta ringgit terkait dana pembangunan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Saya menemukan bahwa penuntut berhasil membuktikan kasusnya tanpa keraguan. Karena itu saya menganggap terdakwa bersalah dan menghukum terdakwa atas ketujuh tuduhan." ujar Hakim Pengadilan Tinggi Mohamad Nazlan Mohamad Ghazali saat membacakan putusan, disadur dari Channel News Asia, Selasa (28/7/2020)
Hakim juga mencatat bahwa terdakwa "belum berhasil membantah anggapan tentang keseimbangan probabilitas atau meningkatkan keraguan yang wajar" pada penyalahgunaan tuduhan kekuasaan.
Mantan Perdana Menteri Malaysia yang menjabat dari 2009 hingga 2018 tersebut, dituduh melakukan transfer 42 juta ringgit (Rp 149 miliar) dari unit 1MDB SRC International ke rekening bank pribadinya pada tahun 2014 dan 2015.
Baca Juga: Muhyiddin Yassin Jadi Perdana Menteri Malaysia Pengganti Mahathir
Najib Razak didakwa dengan tiga tuduhan pelanggaran kepercayaan, tiga tuduhan pencucian uang dan satu tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
Najib mengaku "terkejut dan kesal" di persidangan ketika dia mengetahui bahwa jutaan ringgit telah ditransfer ke rekening pribadinya.
Penasihat hukum Najib, Muhammad Shafee Abdullah mengatakan kepada AFP sebelum putusan bahwa ia merasa tenang dengan pembelaannya.
Sampai saat ini, penasihat hukum Najib berpendapat bahwa Najib hanyalah korban dari konspirasi yang direncanakan oleh buron penyandang dana, Low Taek Jho, yang biasa dikenal dengan Jho Low.
Selain persidangan ini, Najib juga menghadapi dua persidangan terkait 1MDB lainnya. Kasus korupsi terkait dugaan pencucian uang 27 juta ringgit (Rp 92 miliar) akan diadili di pengadilan Hakim Mohamed Zaini Mazlan pada 5 Juli tahun depan.
Baca Juga: Mahathir Dukung Muhyiddin Yassin Jadi Calon PM Malaysia
Pada tahun 2018, setelah pemerintah Barisan Nasional yang dipimpin Najib digulingkan dalam pemilihan umum ke-14, Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad menyerukan penyelidikan atas skandal 1MDB yang akan dibuka kembali.