Suara.com - Sebanyak 3.338 orang yang positif virus corona di Bengaluru, India, tidak dapat dilacak. Hal ini menimbulkan kekhawatiran lantara kota ini tengah menghadapi lonjakan kasus yang besar.
Menyadur NDTV, Selasa (28/7/2020), ibu kota negara bagian Karnataka ini bergulat dengan peningkatan jumlah infeksi paling banyak yang pernah terjadi.
Dalam dua pekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 di Bengaluru meningkat hampir 27 ribu dari total awal sekitar 16 ribu.
Otoritas kesehatan berwenang mengatakan pihaknya sedang mengupayakan pencarian terharap ribuan orang yang terinfeksi tersebut.
Baca Juga: Huawei Rumahkan Karyawan dan Pangkas Target Pendapatan
Mereka menjadi tak terlacak lantaran memberikan informasi salah terkait nomor ponsel atau alamat ketika melakukan tes.
"Kami dapat melacak beberapa pasien positif dengan bantuan polisi tetapi 3.338 masih tidak dapat terlacak. Beberapa dari mereka memberika nomor dan alamat yang salah saat memberikan sampel. Mereka menghilang setelah hasilnya positif," ujar N Manjuanth, Prasad, komisaris dari badan sipil kota Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP)
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak memiliki alat untuk melacak aktivitas mereka yang positif virus corona.
Alhasil, pemerintah tak mengetahui apakah orang-orang tersebut telah mengkarantina diri sendiri usai dinyatakan positif atau tidak.
"Kami harus memastikan bahwa semua orang yang terinfeksi harus dilacak dan dikarantina. Kami telah memprioritaskannya agar mereka dapat dilacak dan diisolasi," kata Wakil Ketua Menter Ashwat Narayan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, India Berburu Plasma Darah untuk Pengobatan
Merespon hal ini, pihak berweanng telah memutuskan untuk mendata kartu identitas yang dikeluarkan dari pemerintan dan memverifikasi nomor ponsel sebelum mengumpulkan sampel untuk tes virus corona.