"Sungguh memilukan mengikuti kisah-kisah wanita yang melarikan diri dari negara mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi pada akhirnya justru mendapat hukuman," ujarnya dalam pernyataan yang menyertai laporan itu.
"Para wanita ini memiliki hak atas keadilan, kebenaran dan reparasi," tambahnya.
Sementara itu, pejabat HAM PBB Daniel Collinge mengatakan proyek itu bertujuan untuk menekan Korea Utara.
"Ini untuk memperbaiki keadaannya sementara menuntut negara-negara lain untuk tidak mendeportasi para pembelot," ujar Penulis laporan berjudul 'I Still Feel the Pain'.
Baca Juga: Kelaparan Gegara Pandemi, Korea Utara Imbau Warganya Makan Reptil Ini
![Ilustrasi anak-anak Korea Utara. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2015/08/12/o_19sgjf04b8n81pjn1o99uri1eqsa.jpg)
PBB mengatakan Korea Utara beberapa kali melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis, luas dan kotor, seperti pembunuhan di luar proses hukum hingga menjalankan kamp penjara.
Negara ini berulang kali terkena sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia dan mereka mengancam akan menggunakan program nuklirnya terhadap negara lain.
Hingga berita ini dimuat, Korea Utara belum memberi tanggapan atas laporan PBB.