Demi Bertahan Hidup di Tengah Pandemi, Pria di Israel jadi Pendonor Sperma

Rabu, 29 Juli 2020 | 09:01 WIB
Demi Bertahan Hidup di Tengah Pandemi, Pria di Israel jadi Pendonor Sperma
Ilustrasi sperma.[Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Setidaknya saya memiliki penghasilan yang aman sehingga saya tidak bangkrut dan dapat membayar sewa," jelas siswa tersebut.

Bank sperma swasta membayar hingga NIS 1.500 (Rp 6,3 juta) per donasi, tergantung pada detail donor, termasuk tingkat pendidikan, pengalaman militer dan latar belakang orang tua.

Di rumah sakit umum, pendonor menerima sekitar NIS 600 (Rp 2,5 juta) per donasi, tetapi dapat menyumbang dua kali seminggu dan menghasilkan sekitar NIS 4.800 (Rp 20,4 juta) sebulan dalam pendapatan bebas pajak.

Sebelumnya, tidak ada sumbangan sperma karena lockdown dan kekhawatiran mereka akan menularkan virus. Ketika penguncian dicabut, bank sperma swasta melihat peningkatan donasi sebesar 15-30 persen. Bank-bank di rumah sakit umum melihat lonjakan antara 100-300 persen.

Baca Juga: Madonna Desak Google: Kembalikan Palestina dalam Peta!

"Dari sudut pandang kami, ini adalah hal yang baik yang memungkinkan kami memberi banyak pilihan donor kepada pasien kami, dan tidak kekurangan stock sperma di pusat medis swasta," kata Dr. Ofer Feinro, manajer bank sperma rumah sakit.

"Tujuan kami sebagai lembaga medis umum adalah memberikan layanan terbaik kepada pasien kami dan meningkatkan jumlah donor adalah bantuan yang signifikan." tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI