Suara.com - Indonesia melakukan penjajakan terkait peluang kerja sama dalam pengembangan vaksin dan obat untuk Covid-19.
Dalam pertemuan virtual, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek Bambang Brodjonegoro berbicara dengan Menteri Teknologi dan Industri Turki Mustafa Varank, tentang kemungkinan kerja sama antar kedua negara.
"Indonesia sangat terbuka untuk memperkuat kerja sama di bidang-bidang yang sudah dibahas. Karena itu, kita setuju membahas memorandum kesepakatan di masing-masing bidang sesegera mungkin, dan juga menandatangani sebuah perjanjian di antara kedua menteri yang akan menjadi payung bagi kerja sama-kerja sama tersebut," kata Bambang dalam keterangan tertulis KBRI Ankara, dilansir ANTARA.
Dalam kunjungan virtual tersebut, Menristek didampingi oleh Duta Besar RI untuk Turki, pejabat di lingkungan Kemenristek dan Kemlu, Kepala BPPT, Kepala LAPAN, Ketua Lembaga Eijkman serta pimpinan industri berbasis teknologi antara lain PT. Bio Farma, PT Dirgantara Indonesia, dan PT RAI.
Baca Juga: Dari Sekian Banyak Calon Vaksin Covid-19, Berikut 6 Kandidat Terkuat!
Berdasarkan informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Turki adalah satu dari empat negara/pihak di dunia yang sudah mencapai kemajuan paling berarti dalam pengembangan vaksin di dunia.
Sementara itu, PT Bio Farma adalah salah satu industri vaksin paling besar di dunia Islam.
Selain kerja sama bidang farmasi, kedua menteri juga mendiskusikan perkembangan teknologi dan kemungkinan kerja sama bidang industri pesawat terbang komersial jenis N-219 dan R-80, satelit dan peluncuran satelit (roket), serta pengembangan teknologi pesawat tanpa awak (drone).
Di bidang industri pesawat terbang komersial, Indonesia memiliki pengalaman panjang. Saat ini, terdapat tiga proyek pengembangan pesawat terbang yang sedang dijalankan Indonesia, yaitu N-219 dan N-245 oleh PT Dirgantara Indonesia, serta R-80 oleh PT RAI.
Di bidang satelit dan roket, Turki sudah mulai mengembangkan satelit komunikasi skala besar yang sepenuhnya merupakan buatan dalam negeri dan merupakan salah satu negara maju dalam industri roket, khususnya untuk keperluan militer.
Baca Juga: Ada Tiga Vaksin Dari Negara Berbeda Diuji Coba, RK: China Paling Progresif
Karena itu, kedua negara melihat peluang besar untuk bekerja sama mengembangkan teknologi satelit, roket, serta peluncuran satelit.
"Dari presentasi-presentasi yang disampaikan kedua delegasi, semakin jelas bahwa peluang konkret kerja sama teknologi di berbagai bidang di antara Indonesia dan Turki sangat menjanjikan. Kita harus segera menindaklanjuti," ujar Menteri Varank.
Kunjungan daring Menristek RI kepada Menteri Teknologi dan Industri Turki merupakan kunjungan bilateral secara daring menteri Indonesia kedua selama 2020.
Pada 23 Juni 2020 lalu, Menteri PUPR juga melakukan kunjungan kepada Menteri Perdagangan Turki serta menjadi pembicara dalam forum bisnis dengan pengusaha-pengusaha bidang konstruksi Turki.