“Hal ini kami wujudkan dalam bentuk melengkapi perpustakaan, alat peraga sekolah, menghias ruangan kelas, merenovasi sekolah, dan lainnya. Kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak dari kelas 1-6,” tambah Susane.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah Charis Teachers Conference (CTC). CTC merupakan berbagi dari para guru kepada guru-guru lain dari sekolah-sekolah sasaran di sekitar Kota Malang dan di seluruh Indonesia.
Semua kegiatan yang dilakukan SD Kristen Charis ini diharapkan mampu memberikan pengaruh positif, walaupun dimulai dari komunitas terdekat. Kegiatan yang dilakukan secara kontinu tersebut terbukti telah mampu menjangkau lebih dari 50 sekolah dari berbagai pulau di Indonesia.
Sekolah sebagai Pembentuk Karakter Anak
Selain sebagai tempat menuntut ilmu, sekolah juga dinilai sebagai tempat pembentuk karakter anak. Hal ini merupakan salah satu visi Sekolah Gandhi Ancol, Jakarta.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Kemendikbud Gelar Kemah Karakter Visual Anak Indonesia
Sekolah yang anak didiknya berasal dari Indonesia, Korea, Tionghoa Peranakan, dan orang Indonesia India ini dituntut untuk mampu menanamkan rasa percaya diri dan selalu bersikap sopan santun kepada orang lain.
"Karakter anak nomor satu adalah percaya diri, kemudian bersikap sopan santun kepada siapapun. Ini kami tekankan, karena anak-anak keturunan Tionghoa diajarkan untuk memupuk rasa percaya diri mereka oleh neneh moyang, kemudian anak-anak warga negara Indonesia biasanya diingatkan untuk menjaga kesantunan," ujar Kepala Sekolah Gandhi School, Indah Primasari, kepada Suara.com. Selasa (28/7/2020).
Secara keseluruhan, Sekolah Gandhi berupaya membentuk pria dan wanita mudanya untuk memiliki kepribadian yang berkembang dengan baik, siap untuk terlibat dan berkontribusi pada masyarakat di tingkat regional, nasional, maupun global.
Pembentukan karakter ini sangat relevan dengan tujuan Sekolah Gandhi, yaitu memberikan siswa siswinya masa kanak-kanak dengan pengalaman belajar yang menyenangkan, pengalaman yang penuh dengan keanekaragaman dan kehangatan. Pengalaman yang menyenangkan dan penuh kehangatan itu, salah satunya diwujudkan dalam bentuk bakti sosial atau berdonasi kepada yang tidak mampu.
"Di setiap Oktober, dalam rangka HUT Mahatma Gandhi, kami selalu menyelenggarakan bakti sosial. Kami berbagi dengan anak-anak atau masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Kemudian pada Hari Kartini, kami berdonasi dalam bentuk uang dan kami berikan kepada anak-anak yang tidak mampu, misalnya untuk anak-anak di daerah Pademangan," tambahnya.
Baca Juga: Pimpinan DPR Minta Kemendikbud Evaluasi Program Organisasi Penggerak
Selain membentuk rasa simpati dan empati kepada sesamanya, Sekolah Gandhi berusaha untuk membantu anak-anak tampil di puncak kemampuan mereka dalam bidang apapun. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, SPK ini menyediakan lingkungan yang seimbang, aman dan realistis bagi anak muda untuk belajar dan tumbuh.