Pada Juli 2020, diskusi publik daring tentang iklim di Asia Pasifik mengalami penurunan hingga setengah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu – berdasarkan analisa di 17 negara. Secara global, diskusi publik daring tentang iklim antara April dan Juni tahun ini merosot 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi Save the Children harus memastikan pemerintah hendaknya tidak mengasumsikan bahwa krisis iklim tidak lagi menjadi perhatian publik. Memperingati Hari Koservasi Dunia, organisasi yang concern isu anak terbesar di dunia ini berjanji untuk mendukung suara anak-anak muda untuk membalikan kerusakan terhadap lingkungan yang terjadi beberapa dekade lalu.
“Anak muda aktivis iklim telah mengingatkan kita bahwa manusia telah melakukan penyalahgunaan alam dan isinya di luar batas kemampuannya. Sekarang, kita membayar harga dari pengabaian peringatan mereka itu. Tetapi, kami ingin mengatakan 'bahwa kami mendengar kalian’”, tambah Selina Sumbung.
Selina mengaku sangat sedih melihat krisis iklim yang terjadi dimana-mana. Hal itu tak bisa dilepaskan dari kontribusi manusia, seperti penggunaan plastik. Maka dari itu penggunaan plastik harus dikurangi.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jumlah Kasus di Indonesia Hampir Susul Qatar
"Ayo kita gunakan barang-barang seperti tumbler dan bawa tote bag kalau belanja ke toko serba ada,” tuturnya.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pandemi yang disebabkan oleh virus binatang akan semakin sering dan meluas. Sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti pembabatan hutan dan polusi yang merusak habitat alam liar dan memaksa binatang bersentuhan langsung dengan manusia.
“Akan tetapi, rencana pemulihan Covid-19 membuka kesempatan besar untuk mengurangi risiko pandemi dan bencana ikim," Selina melanjutkan.
"Di samping mendukung penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, rencana pemulihan Covid-19 harus mempercepat perubahan ke ekonomi yang lebih rendah karbon".
Industri yang mendapatkan dananya dari publik harus bertekad kuat dan dapat didorong ke arah kegiatan yang ramah lingkungan. Investasi lebih banyak juga diperutukkan untuk melindungi masyarakat rentan dari krisis di masa yang akan datang.
Selina menambahkan, analisa media sosial Save the Children menggunakan tools Digimind didasarkan pada postingan pengguna yang menyebutkan perubahan iklim dan kata kunci yang berhubungan seperti krisis iklim, darurat iklim, peningkatan suhu global dan pemanasan global. Untuk analisa di Asia Pasifik, kata-kata kunci diterjemahkan dari 9 bahasa – Inggris, Cina, Hindi, Thailand, Tagalog, Burma, Bengali, Vietnam, Khmer dan Bahasa Indonesia. Pencarian dilakukan di 17 negara di Asia Pasifik dengan menggunakan Digimind Historical Search. Periode pencarian adalah Februari – Juni 2019 dan Februari – Juni 2020.
Baca Juga: Kecurigaan Peneliti, China Sengaja Tutupi Kasus Awal Virus Corona Covid-19
Digimind Historical Search mencakup Instagram, Facebook, Twitter, Blogs, Forum, Koran, Pinterest, Naver, Reddit, Weibo, Tumblr and mengkaji banyak situs. Ke-17 negara di Asia dan Pasifik yakni Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Cina, Fiji, India, Indonesia, Korea, Mongolia, Miyanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Srilangka, Thailand dan Vietnam.