Nasib Pemulung dan Pengepul Besi di Batam Kembang Kempis Dihantam Corona

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 28 Juli 2020 | 08:45 WIB
Nasib Pemulung dan Pengepul Besi di Batam Kembang Kempis Dihantam Corona
Satu-satunya karyawan di lapak milik Saparuddin saat merapikan besi-besi di bagian depan sebelum lapak ini ditutup.(suara.com/Bobi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tidak hanya scrap, namun juga ada jenis besi yang bisa dijual lagi dengan nilai yang lebih tinggi.

Saat itu, ia memiliki 7 karyawan yang membantunya memilah besi di lapaknya ini.

Kondisi nyaman tersebut perlahan bergeser terus menurun, puncaknya di masa pandemi Covid-19 ini. Jumlah karyawan yang sebelumnya 7 orang berkurang menjadi 3 saja, hingga akhirnya tersisa satu pegawai yang membantunya dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB setiap hari.

Meskipun demikian, Saharuddin mengaku masih akan terus bergelut dengan usahanya ini. Pengalaman jatuh bangun dirinya sebagai pengepul besi sejak tahun 1990 sampai saat ini, membuatnya tetap yakin rezekinya dari usaha ini akan tetap mengalir.

Baca Juga: Usaha Jual Beli Besi Tua Terus Menurun, Pada Masa Covid-19 Makin Parah Lagi

Sebelumnya, aksi demo dilakukan ratusan pemulung di kantor Sucofindo Batam pada Senin (27/7/2020), disebabkan karena Sucofindo menolak menerbitkan Laporan Surveyor untuk besi scrap yang akan dikirim dari Batam ke wilayah Pabean Indonesia, menyebabkan kontainer tertahan di pelabuhan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid menuturkan, demonstrasi ini seharusnya tidak perlu terjadi jika pelayanan maksimal diberikan kepada kliennya yaitu para pengusaha besi scrap di Batam.

Rafki menjelaskan, laporan yang diterima pihaknya, ada lebih dari 200 kontainer yang saat ini tertahan dan ada yang sudah lebih dari 10 hari. Jika lebih dari 10 hari, maka pengusaha akan membayar lagi biaya tambahan untuk storage dan demurrage.

"Penyetopan pelayanan penerbitan LS (laporan surveyor) ini membuat pengusaha sangat di rugikan. Para pengusaha besi scrap ini bergabung di bawah Apindo," kata Rafki.

Ketika barang dari perusahaan pengepul tertahan di pelabuhan maka perusahaan dengan terpaksa akan menghentikan pembelian dari pemulung. Sehingga mereka (pemulung) kehilangan pendapatan. Padahal, mereka butuh makan apalagi di tengah Pandemi corona sekarang ini.

Baca Juga: Okupansi Hotel di Batam Tak Sampai 10 Persen, PHRI: Kami masih Sekarat

Dalam kasus ini Apindo dan Sucofindo sudah menemukan titik terang penyelesaian. Di mana mulai besok Sucofindo akan kembali memberikan pelayanan pemeriksaan besi scrap sekaligus menerbitkan LS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI