Suara.com - Jemaah An-Nadzir di Sulawesi Selatan (Sulsel) akan melaksanakan Salat Iduladha di depan halaman Masjid Baitul Muqaddis Perkampungan Mukmin An-Nadzir, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel pada Kamis (30/7/2020).
Keputusan tersebut lebih cepat sehari dari penyelenggaraan Salat Iduladha yang disepakati pemerintah bersama ormas Islam lainnya.
Pimpinan Jemaah An Nadzir Ustadz Samiruddin Panemmui mengemukakan, keputusan perayaan Hari Raya Iduladha ini berdasarkan hasil pemantauan tim yang mengamati bulan pada saat purnama ke 14, 15 dan 16.
Selain itu, juga dilakukan perhitungan sampai purnama terakhir, yakni 27, 28, dan 29 untuk memantau terbitnya bulan pada subuh hari. Hingga akhirnya, mendapatkan perpisahan bulan sekitar pukul 1 siang, pada tanggal 20 Juli 2020 yang menyatakan 10 Dzulhijjah jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020 mendatang.
Baca Juga: Refleksi Iduladha, Wiwid: Umat Bisa Mencontoh Perjuangan Ahmad Dahlan
"Insyaallah kita ada pelaksanaan Idul Adha itu sesuai dengan pengamatan kita selama ini, tim yang dibentuk. Hasil pemantauannya jatuh 10 Dhulhijja itu Kamis 30 Juli 2020," kata Samiruddin saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (27/7/2020).
Meski perayaan Hari Raya Iduladha ini berbeda dengan Idulfitri lalu, namun karena masih di tengah pandemi Covid-19, katanya, para jemaah yang akan melaksanakan Salat Iduladha pun tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, hand sanitizer, dan mencuci tangan.
"Iya berbeda. Kan sekarang ini kan masih masa Covid-19, tetap nanti ada prosedur tentang menjaga kesehatan seperti memakai masker, hand sanitizer, cuci tangan. Tapi tidak seperti yang lalu yang ketat penjagaannya untuk menjaga orang datang," kata dia.
"Kalau pelaksanaan salat (Iduladha) kita tetap sepeti biasa. Iya tetap, lurus dan rapatnya shaf demi kesempurnaan," Samiruddin menambahkan.
Samiruddin mengemukakan, Jemaah An-Nadzir yang akan melaksanakan Salat Iduladha di Kabupaten Gowa diperkirakan mencapai 500 jemaah. Mereka berasal dari Kota Makassar, Gowa, Maros dan Takalar.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Minta Tiga Ciri Orang Ini Tidak Ikut Salat Jemaah Iduladha
"Yang dekat-dekat saja tidak ada yang dari jauh. Kalau untuk jemaah yang ada di Palopo dan Bone itu tetap di tempat masing-masing," katanya.
Saat pelaksanaan, kata dia, jemaah An Nadzir secara umum akan tetap mengenakan jubah berwarna hitam sebagai ciri khas mereka.
"Pakaian sepeti biasa jubah. Secara umum kan biasanya pakai warna hitam ya, meskipun ada juga yang lain. Tapi kan rata-rata seperti itu, pakaian sunnahlah ya, baik anak-anak maupun orang dewasa begitu. Iya hitam, itu warna khasnya," jelas Samiruddin.
Selain Salat Iduladha, jemaah An Nadzir juga akan berkurban seperti umat muslim pada umumnya.
"Insyaallah kita akan potong sapi dua ekor kemudian ada juga kambing sesuai dengan kemampuan untuk jamaah. Tidak ada kaitannya dengan pandemi," ujarnya.
Kontributor : Muhammad Aidil