Dipecat PDIP, Calon Lawan Mantu Jokowi Akhyar Resmi Jadi Kader Demokrat

Senin, 27 Juli 2020 | 15:04 WIB
Dipecat PDIP, Calon Lawan Mantu Jokowi Akhyar Resmi Jadi Kader Demokrat
Pelaksana tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution. [Suara.com/Muhlis]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaksana tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution resmi menjadi kader Partai Demokrat. Sebelumnya, Akhyar Nasution kader PDIP namun dipecat.

Demokrat pun mengusung Akhyar Nasution maju dalam Pilwalkot Medan 2020. Kepindahan Akhyar Nasution menjadi polemik di internal PDI Perjuangan hingga berujung ancaman pemecatan.

Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Demokrat Medan, Burhanuddin Sitepu membenarkan kepindahan Akhyar Nasution ke partai berlambang mercy itu.

"Iya Akhyar sudah resmi menjadi kader Partai Demokrat sejak 14 Juni 2020," kata Burhanuddin, saat ditemui di ruang Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan, Senin (27/7/2020).

Kepindahan Akhyar berawal dari keresahannya atas peluang untuk diusung kembali oleh partai berlambang banteng. PDIP diprediksi akan mengusung Bobby Nasution, sang mantu Presiden Jokowi.

Akhyar yang saat ini masih menjabat sebagai pelaksana tugas wali kota berharap mendapat kesempatan diusung kembali oleh partai tempatnya bernaung.

"Ada keresahan yang disampaikan beliau. Dia masih punya harapan bisa berbuat lebih di Kota Medan. Nah kesempatan itu yang dinilai Akhyar tidak terlihat di partai asalnya," ujarnya.

Atas keresahan itulah, kata Burhanuddin yang membuatnya terenyuh dan membawa Akhyar menghadap ke DPP Partai Demokrat.

Pertemuan pun digelar di DPP, saat itu pertemuan dipimpin Ketua Bapilu Demokrat, Andi Arief.

Baca Juga: Banjir Rendam Rumahnya, Warga Ini Tidur Berdesakan dengan Anjing Peliharaan

Dalam pertemuan tersebut akhirnya Akhyar Nasution memberi komitmen untuk membangun Kota Medan hingga bergabung menjadi kader Partai Demokrat.

"Disana (Jakarta) saya sampaikan keresahan dan niat Akhyar untuk kembali membangun Medan, namun tidak mendapat kesempatan di partainya," bebernya.

Saat pertemuan berlangsung, Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan juga datang ke rapat, kata Burhanuddin dan menegaskan rapat dilanjutkan dan dikongkritkan.

Hinca mengatakan kepada peserta rapat bahwa Demokrat adalah partai terbuka, dan selalu memberi peluang bagi yang memiliki gagasan membangun Medan.

"Hingga selesai pertemuan dan administrasi pak Akhyar bergabung di Demokrat selesai, barulah saya pakaikan itu jaket partai ke dia. Dengan wajah berseri beliau peluk saya," ungkapnya.

Dijelaskan Burhanuddin, partai juga sudah berkomitmen akan mengusung Akhyar dalam kontestasi Pilwalkot Medan mendatang.

Dengan berkoalisi bersama partai PKS, Burhanuddin optimis langkah Akhyar untuk membangun Kota Medan akan diperjuangkan bersama oleh poros baru itu.

"Semula poros baru ini ada 3 partai, tapi seiring berjalannya waktu, ternyata satu partai itu sudah berbeda alam, kita maklumlah. Sedangkan dengan PKS, ini sudah menjadi komitmen bersama untuk mengusung Akhyar," tutupnya.

Juga diusung PKS


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat resmi mengusung Akhyar Nasution menjadi calon di Pilwalkot Medan 2020, berhadapan dengan menantu Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution. PKS berharap kompetisi Pilwalkot berjalan dengan sehat.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Medan, Salman Alfarisi.

"Berdasarkan hasil pertemuan dengan Demokrat di DPP PKS, bahwa keputusan partai mengusung Akhyar Nasution," kata Salman saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (25/7/2020).

Dikatakan Salman, koalisi sudah mempersiapkan calon wakil yang akan mendampingi Akhyar dalam Pilwalkot mendatang.

Meski belum gamblang menyebut siapa sosok yang akan dipasangkan menghadapi Bobby itu, namun Salman menyatakan bahwa calon wakil tersebut merupakan kader PKS.

"Pastinya PKS ingin mengusung kader. Berharap wakilnya dari kader PKS, tapi untuk siapa sosoknya kita belum tahu," ujar Salman.

Terkait kesiapan koalisi dua partai akan berhadapan dengan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang digadang-gadang bakal diusung PDI Perjuangan, Salman menanggapi jika Pilwalkot Medan harus berjalan dengan sehat.

Dikatakannya, kompetisi di Pilwalkot harus menjadi pendidikan politik bagi masyarakat untuk melahirkan pemimpin yang akan membawa perubahan bagi Kota Medan.

"Pilkada ini kan dalam rangka menghadirkan pemimpin.

Kita berharap kompetisi Pilwalkot ini kan menjadi kompetisi yang sehat," ungkapnya.

Menurut Salman, untuk melahirkan kompetisi yang sehat, maka harus mengahdirkan banyak sosok dan pilihan.

Kehadiran koalisi PKS dan Demokrat justru sebagai upaya menghadirkan pilihan bagi masyarakat di Pilwalkot Medan.

"Partai politik kan ada banyak, ada yang bisa mengusung sendiri. Kita berharap gak head to head, sehingga masyarakat punya pilihan," bebernya.

"Ke depan yang harus dihadirkan adalah konsistensi dan komitmen kepada masyarakat. Bukan siapa yang menang siapa yang kalah," tutupnya.

Meski Akhyar dipecat dari PDI Perjuangan, PKS justru menilai sosok Akhyar Nasution adalah yang lebih baik dari hasil penilaian internal partai.

"Kalau seandainya ada yang lebih baik dari Akhyar, maka kita akan mengusung yang lebih baik itu. Namun saat ini yang kita nilai sosok terbaik itu ya Akhyar Nasution," kata Salman.

Dikatakan Salaman, dari sisi pengalaman Akhyar pernah menjadi wakil wali kota dan saat ini menjabat sebagai pelaksana tugas wali kota Medan.

Sementara itu, pihaknya bersama koalisi tidak mempersoalkan terkait ancaman pemecatan Akhyar dari PDIP. Sebab kata Salman, yang menjadi penilaian koalisi adalah sosok dari yang bersangkutan.

"Kita kan mengusung bakal calon tentunya melihat dari segala sisi, bukan dari partai mana dia. Yang kita lihat sosok apakah baik untuk kota Medan atau tidak," ungkap Salman.

Selain mengemukakan pandangan terkait Akhyar, Salman juga menanggapi sikap PDIP yang mengungkapkan tidak akan berkoalisi dengan partai oposisi yakni PKS dan Demokrat.

Menurut Salman, meski pernyataan itu sudah diralat oleh pimpinan PDIP, namun ke depan menurutnya yang harus dibangun adalah kompetisi yang sehat dan fair.

"Saya kira itu sudah diralat, karena di daerah lain kan PDIP juga berkoalisi dengan PKS. Bukan itu sebenarnya yang dibangun, yang dibangun adalah kebersamaan dan kompetisi secara fair. Sehingga Pilkada Medan ini menghadirkan pendidikan kepada masyarakat," ucapnya.

Dengan perolehan 11 kursi di DPRD Medan, yakni PKS 7 kursi dan Demokrat 4 kursi, koalisi ini siap melawan koalisi besar yang kemungkinan besar akan mengusung menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Afif Nasution.

Kontributor : Muhlis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI