Kim Jong Un Jengkel, Rambut Warga Dicukur karena Bergaya Khas K-Pop

Senin, 27 Juli 2020 | 13:39 WIB
Kim Jong Un Jengkel, Rambut Warga Dicukur karena Bergaya Khas K-Pop
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. [STR / KCNA VIA KNS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un tengah jengkel karena warganya sering berbicara dengan dengan gaya populer khas Korea Selatan.

Menyadur New York Post pada Senin (27/07/2020), kekesalan Kim Jong Un ditunjukkan dalam sebuah video yang diputar secara luas di Korea Utara.

Dalam video itu, terlihat bagaimana Kim Jong Un melalui bawahannya menghukum warga Korea Utara karena meniru istilah-istilah populer Korea Selatan.

Aparat menangkap warga dan melakukan interogasi karena meniru ucapan dan tulisan gaya negara tetangganya. Mereka dicukur rambutnya tanpa peduli itu pria atau wanita.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Streaming Gratis Drama Korea The K2

Salah satu adegan drama Korea Revolutionary Love
Ilustrasi salah satu adegan drama Korea Revolutionary Love

"Lusinan pria dan wanita dicukur rambutnya dan mereka dibelenggu ketika penyelidik menginterogasinya," kata seorang sumber pada Radio Free Asia (RFA).

Melalui video itu juga, diketahui jika 70% warga Korea Utara menonton drama Korea Selatan. Seperti yang diketahui, hal ini adalah tabu bahkan dilarang di negara komunis tersebut.

Akibatnya, Korea Utara khawatir negaranya krisis jati diri dan mengatakan bahwa budaya nasionalnya sedang memudar karena pengaruh drama Korea Selatan.

Salah satu sumber Korea Utara mengatakan pada RFA bahwa pihak berwenang akan memanfaatkan berbagai teknik untuk menghalangi budaya populer Korea Selatan masuk ke Utara.

Kolase poster Drama Korea
Kolase poster Drama Korea

"Termasuk hukuman yang lebih berat, bersama dengan proyek-proyek pendidikan ideologis, untuk mencegah penyusupan lebih lanjut dari budaya Korea Selatan," ungkap sumber.

Baca Juga: Cinta Laura Takut Akui Tak Pernah Nonton Drama Korea

Video ini diputar sekitaran bulan Juli, tak lama setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung dua negara di kota perbatasan, Kaesong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI