Suara.com - Kabar baik bagi pengguna dan pembuat konten aplikasi TikTok. Lantaran, TikTok menyiapkan dana 200 juta dolar AS atau setara Rp 2,92 triliun (1 dolar AS = Rp 14.614) untuk membayar pembuat konten di aplikasi TikTok.
Program tersebut diambil dalam langkah mengembangkan perseroan dan mempertahankan pembuat konten yang inovatif.
"Kami membantu mendukung para pembuat ambisius yang mencari peluang untuk menumbuhkan mata pencaharian melalui konten inovatif mereka," kata manajemen TikTok seperti dikutip dari CNN, Minggu (26/7/2020).
Manajemen TikTok mengatakan dana tersebut akan mulai didistribusikan pada akhit tahun ini. Dengan adanya pembayaran itu, maka TikTol merupakan salah satu dari sedikit cara pengguna dapat menghasilkan uang .
Baca Juga: Politikus PDIP Janji Pakai TikTok Jika Indonesia Bisa Kirim Roket ke Mars
Sebelumnya, pengguna dapat memonetisasi akun mereka hanya melalui streaming langsung atau melalui kemitraan merek.
Adapun, pengguna harusmemenuhi syarat yang diantaranya, berusia 18 atau lebih, tinggal di Amerika Serikat dan secara konsisten"memposting video asli yang sesuai dengan pedoman TikTok.
Seorang juru bicara perusahaan tidak menentukan bagaimana uang itu akan dicairkan tetapi dana tersebut merupakan dana awal dalam program itu.
TikTok saat ini menghadapi beberapa pertempuran, termasuk kemungkinan larangan di Amerika Serikat karena kepemilikan China atas klaim bahwa itu adalah risiko keamanan.
Perusahaan bakal mengumumkan minggu ini untuk menciptakan 10.000 pekerjaan AS selama tiga tahun ke depan, peningkatan yang substansial dari sekitar 1.400 karyawan saat ini di negara ini.
Baca Juga: 5 Hits Bola: Zlatan Ibrahimovic Main TikTok Bareng Presenter Cantik Serie A
Selain itu, TikTok telah mengambil langkah lain untuk menjauhkan diri dari China. Baru-baru ini mempekerjakan seorang CEO Amerika dan mengkonfirmasi bahwa perusahaan induknya sedang mempertimbangkan restrukturisasi perusahaan, termasuk mendirikan kantor pusat untuk aplikasi video di luar China.
Rival juga bergerak. Instagram, yang dimiliki oleh Facebook (FB), meluncurkan fungsi mirip TikTok yang disebut Reels, yang akan memungkinkan orang merekam dan mengedit video berdurasi 15 detik yang disetel ke musik dan audio, dan mengunggahnya ke cerita mereka dan fitur Jelajahi Instagram.
YouTube, yang memungkinkan pengguna memonetisasi saluran mereka, juga baru-baru ini mengumumkan dana sendiri 100 juta dolar AS untuk memperkuat konten.