"Ya begini lah nasib kami, sudah melayani pasien 24 jam semua berhak memaki kami dan kami harus diam," keluhnya.
Menurutnya, pihak Martha Friska memahami dengan sikap keluarga yang belum menerima kenyataan yang ada.
Fransiscus memaklumi dalam situasi wabah baru ini, masyarakat yang masih belum paham menjadi marah, emosional dan panik. Bahkan sampai melontarkan kata-kata makian yang ditujukan kepada rumah sakit.
"Hati kami sebagai manusia juga sakit dan pedih, melihat pasien kami yang meninggal setelah kami rawat maksimum dan kami dimaki-maki, dan kami hanya bisa diam."
Baca Juga: PKS - Demokrat Koalisi, Usung Eks Kader PDIP di Pilkada Medan
Sebelumnya, seorang pria yang mengaku keluarga pasien mengamuk dan memaki rumah sakit lantaran tidak terima jenazah anggota keluarganya dinyatakan pasien Corona.
Aksi protes anggota keluarga dalam video berduarasi 50 detik itu mencuat dan beredar di Media Sosial.
Dalam video itu, pria tersebut tidak terima jika anggota keluarganya dilakukan pemakaman sesuai protokol Covid-19, karena hasil Swab menunjukan pasien negatif.
Tidak hanya marah, sang pria itu juga melontarkan kata kasar dan makian serta menuding pihak rumah sakit sengaja menjadikan pasien positif guna mendapatkan uang.
"Orangtuaku tidak penyakit Covid tetapi dibilang penyakit Covid, supaya cair dana. Mereka tidak berani keluar untuk menemui kami," kata seorang pria dalam video berdurasi 50 detik sembari melontarkan kata-kata kasar yang ditujukan kepada pihak rumah sakit. [Muhlis]
Baca Juga: Tanam Ganja di Pot Rumah, Tukang Parkir di Medan Diciduk Polisi
Kontributor : Muhlis