Suara.com - Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon diduga memberikan sindiran menohok terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Jansen menyebut seseorang yang jago aplikasi belum tentu memahami dunia pendidikan di satu negara.
Hal itu disampaikan oleh Jansen melalui akun Twitter miliknya @jansen_jsp. Menurutnya, seseorang yang ahli dalam transportasi tak bisa menjadi Menteri Pendidikan secara instan.
"Jago di industri transportasi itu tak bisa ujug-ujug pasti mampu jadi Menteri Pendidikan. Dunianya beda!" kata Jansen seperti dikutip Suara.com, Jumat (24/7/2020).
Tak sampai disitu, Jansen juga menyindir Nadiem yang memiliki latar belakang CEO Gojek. Meski Nadiem sangat piawai memimpin Gojek hingga menjadi startup unicorn, namun belum tentu ia memahami dunia pendidikan.
Baca Juga: FSGI Minta KPK dan BPK Periksa Program Organisasi Penggerak Kemendikbud
"Jago buat aplikasi, jelas belum tentu mengerti soal pendidikan. Apalagi lingkupnya pendidikan satu negeri," ungkapnya.
Dalam cuitannya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu juga memberikan contoh pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Meski Mark Zuckerberg dinilai jauh lebih sukses, ia juga belum tentu mampu menjadi Menteri Pendidikan Amerika Serikat.
"Betsy DeVos saja kemarin hanya unggul 1 suara di voting Senat," ungkapnya.
Polemik POP Kemendikbud
Nadiem Makarim menjadi sorotan publik usai mencuatnya polemik Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca Juga: Komisi X: Kemendikbud Harusnya Gandeng NU dan Muhammadiyah di POP
Sebagai informasi, program Organisasi Penggerak Kemendikbud merupakan program peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dilakukan ormas dengan dana hibah dari pemerintah senilai total Rp 595 miliar.
Ormas yang lolos seleksi akan diberi dana yang besarnya dibagi kategori. Kategori gajah diberi dana hingga Rp 20 miliar, Kategori Macan dengan dana hingga Rp 5 miliar, dan Kategori Kijang dengan dana hingga Rp 1 miliar.
Ormas calon penerima Program Organisasi Penggerak Kemendikbud yang lolos disahkan lewat surat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan tanggal 17 Juli Tahun 2020 Nomor 2314/B.B2/GT/2020 yang ditandatangani Direktur Jenderal GTK, Iwan Syahril.
Yayasan Putera Sampoerna lolos untuk mendapatkan dana Kategori Macan dan Gajah, lalu Yayasan Bhakti Tanoto lolos dalam Kategori Gajah sebanyak dua kali (Pelatihan guru SD dan SMP).