Suara.com - Dikenal sebagai salah satu konsumen produk satwa liar terbesar di Asia, Vietnam berjanji akan menangguhkan semua impor satwa liar baik yang hidup atau mati dan berjanji akan menghilangkan pasar ilegal di seluruh negeri.
Menyadur Channel News Asia, langkah yang telah disetujui oleh Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc ini merespon skandal internasional penjualan satwa liar yang disebut-sebut menjadi penyebab dari pandemi virus corona.
"Perdana menteri memerintahkan penangguhan impor satwa liar, hidup atau mati, dan telurnya," ujar pernyataan yang dirilis pada Kamis (23/7) di situs web pemerintah.
"Semua warga negara, terutama pejabat tidak boleh berpartisipasi dalam perburuan ilegal. membeli, menjual, mengambil satwa liar ilegal," sambung pernyataan itu.
Baca Juga: Gadis 14 Tahun Dilecehkan di Pusat Karantina Covid-19, Pelaku Sesama Pasien
Larangan ini menjadi kemenangan besar bagi kelompok konservasi yang getol menuding pihak berwenang Vietnam menutup mata terhadap maraknya perdagangan spesies langkah di seantero negara.
Disebutkan, bagian dari hewan-hewan liar seperti tanduk badak, trenggiling, hingga harimau, paling sering diselundupkan karena dipercaya berguna untuk pengobatan tradisional.
Kendati dijual dengan harga tinggi dan diperdagangkan jauh hingga Afrika, namun tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan satwa-satwa tersebut bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Pemerintah negara ini juga akan menghilangkan pasar-pasar yang memperdagangkan satwa liar secara ilegal.
Kelompok anti perdagangan liar Freeland memuji upaya ini sebagai yang paling tegas dalam pengendalian perdangan satwa liar sejak pandemi virus corona terjadi.
Baca Juga: Tumpahkan Hand Sanitizer ke Lantai, Pria Ini Didenda Rp 42 Juta
"Vietnam akan diberi selamat karena mengakui Covid-19 dan pandemi lainnya terkait dengan perdagangan satwa liar," ujar Steven Glaster, ketua Freeland.
"Perdangan ini harus dilarang karena tberhubungan dengan keamanan kesehatan internasional dan publik," tandasnya.