Suara.com - Amerika Serikat dan Inggris menuduh Rusia telah melepaskan proyektil mirip senjata dari sebuah satelit di luar angkasa.
Menyadur The Guardian, Kepala Komando Luar Angkasa AS John Raymond mengatakan uji dugaan proyektil Rusia pada 15 Juli ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang angkasa.
"dan konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang diterbitkan untuk menggunakan senjata yang menahan AS dan aset ruang angkasa dalam bahaya," ujar Raymond.
Ia menambahkan senjata itu diluncurkan dari satelit yang bermanuver dekat dengan satelit milik pemerintah AS awal tahun ini.
Baca Juga: Kritik Kebijakan Trump, Joe Biden Kutip Hadits Rasulullah SAW
Kendati Rusia bersikeras kegiatan antariksanya murni untuk tujuan damai, tetapi Raymon mengatakan aktivitas pesawat ruang angkasa yang terlibat dalam peluncuran itu tidak konsisten dengan penunjukan resminya sebagai satelit inspeksi.
Dalam pernyataan resmi pada Kamis (23/07), Christopher Ford selaku Asisten Menteri Luar Negeri AS di bidang Keamanan Internasional dan Non-proliferasi, menuding Moskow bersikap munafik lantaran pernah menginginkan pengendalian senjata diperluas hingga ke luar angkasa.
"Moskow ingin membatasi kemampuan Amerika Serikat, padahal tidak punya niat menghentikan program kontra-antariksanya sendiri," kata Ford, dikutip dari BBC.
Senada, pihak Inggris juga mengecam pelesatan proyektil dengan karakteristik senjata yang dilakukan Rusia.
"Kami prihatin dengan cara di mana Rusia menguji salah atu satelitnya dengan meluncurkan proyektil dengan karakteristik senjata," ujar Kepala Direktorat Ruang Angkasa Inggris, Harvey Smyth.
Baca Juga: Cerita Rouaa Pengungsi Suriah, yang Menanti Suaka selama Tujuh Tahun
Menurt Harvey, tindakan semacam ini telah mengancam penggunaan ruang angkasa secara damai dan dapat memicu risiko puing-puing yang menimbulkan ancaman bagi satelit.