Dampak Pandemi Corona, Perajin Miniatur Banting Stir Jadi Pembuat Peti Mati

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 23 Juli 2020 | 17:38 WIB
Dampak Pandemi Corona, Perajin Miniatur Banting Stir Jadi Pembuat Peti Mati
Japar mengecek peti jenazah hasil buatannya,Kamis(23/7/2020). Selama tujuh bulan belakangan ini Japar mengalihkan usahanya dari pengrajin miniatur tugu khatulistiwa menjadi pembuat peti jenazah. [Suara.com/Eko Susanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 yang dampaknya masih dirasakan masyarakat hingga kini, ternyata berpengaruh besar bagi perajin serta pelaku usaha di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kondisi tersebut seperti dirasakan Japar Basri, perajin miniatur Tugu Khatulistiwa Kota Pontianak. Japar yang mempekerjakan 20 orang dalam usaha kerajinan tersebut terpaksa harus memutar otaknya, agar dapurnya dan anak buahnya tetap ngebul selama pandemi.

Hingga akhirnya, Japar terpaksa memilih untuk menghentikan aktivitasnya membuat miniatur souvenir khas Kota Pontianak itu dan memutuskan banting stir menjadi pembuat peti jenazah. Usaha tersebut, diakui Japar sudah dilakoninya selama tujuh bulan terakhir.

“Selama macet usaha miniatur, saya alihkan usaha lain seperti membuat peti mati, karena peti mati kan pasti dicari orang,” kata Japar ditemui Suara.com di kediamannya, Jalan Adi Sucipto, Gang Haji Kasim, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat pada Kamis (23/7/2020).

Baca Juga: Warga Pontianak Kelimpungan Cari LPG 3 Kg, 2 Hari Keliling Kota

Japar mengaku tidak setiap hari membuat peti mati. Pembuatan peti mati dilakukan sesuai dengan jumlah yang dipesan rumah sakit untuk ketersediaan stok. Namun, tidak sedikit juga untuk pribadi yang sudah memesan peti jenazah itu.

Cara Japar memasarkannya bisa terbilang umum, yakni melalui kabar dari mulut ke mulut. Bahkan, memasang spanduk di depan gang rumahnya. Alhasil, banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan usaha barunya ini.

“Saya buat 10 peti mati kemudian disimpan, saya juga pasang spanduk jadi orang sudah tahu semua, kalau rumah sakit mobil ambulans yang datang ambil, jadi saya tidak antar ke sana,” ucapnya.

Japar mengemukakan, untuk satu peti yang dibuatnya dibanderol sekitar Rp 400 ribu. Tak cuma peti, Japar juga mempersiapkan komplit dengan peralatan fardhu kifayah termasuk jasa antar sampai ke tempat tujuan.

Sementara untuk bahan kayu yang digunakan, dikemukakan Japar, cukup mudah didapatkan sesuai biaya yang dikeluarkan bahkan bisa disesuaikan dengan permintaan. Japar sendiri juga menyiapkan ukuran peti mati, berkisar mulai 1,80 meter hingga 1,90 meter. Bahkan ada juga yang melebihi dari ukuran itu.

Baca Juga: Warga Pontianak Sudah Boleh Gelar Pesta Pernikahan, Bahkan Pakai Hiburan

“Sudah bisa dipastikan rata-rata ukuran tinggi orang, kadang ada yang melebihi batas ukuran tapi setelah dimasukan ke dalam peti ternyata pas jadi peti tak perlu di rehab ulang,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI