Suara.com - China mengecam perintah Amerika Serikat (AS) yang meminta Beijing menutup konsulatnya di Houston, Negara Bagian Texas.
Sebagaimana melansir Anadolu, Kamis (23/7/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Rabu (22/7/2020), mengatakan bahwa upaya AS menutup konsulat China di Houston adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, lansir harian Global Times.
Dalam konferensi pers di Beijing, Wenbin juga mendesak Washington untuk segera memperbaiki kesalahannya dan jika tidak, China akan membuat tanggapan yang sah dan diperlukan.
"Langkah AS adalah pelanggaran berat terhadap ketentuan terkait Perjanjian Konsuler China-AS dan upaya yang disengaja untuk merusak hubungan China-AS," ujar dia.
Baca Juga: NASA Segera Luncurkan Robot Mobil Penjelajah ke Planet Mars
Wenbin menyebut tindakan AS merupakan eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap China
"Untuk beberapa waktu, AS telah menyerang dan meluncurkan kampanye kotor terhadap China dan secara tidak masuk akal menimbulkan masalah bagi anggota staf di konsulat China," lanjut dia.
Juru bicara itu mengatakan, Kedutaan Besar AS di China sering mempublikasikan artikel yang secara terbuka menyerang China.
"Jelas siapa yang mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan siapa yang menyusup dan menghasut konfrontasi," tambah dia.
Sebagai informasi, Juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan dibuat untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi warga Amerika, lansir CNBC.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Siap Diproduksi 100 Juta Dosis Jika Uji Klinis Berhasil
Ortagus mengingatkan soal persyaratan Konvensi Wina bagi para diplomat, di mana mereka harus menghormati hukum dan peraturan negara penerima dan memiliki kewajiban untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negara itu.
Dia juga menggarisbawahi bahwa Washington tidak akan mentoleransi Beijing.
"Amerika Serikat tidak akan mentoleransi pelanggaran Republik Rakyat China (RRC) terhadap kedaulatan dan intimidasi terhadap warga kami, sama seperti kami tidak mentoleransi praktik perdagangan tidak adil RRC, pencurian pekerjaan Amerika dan perilaku mengerikan lainnya," tambah Ortagus.
China tak butuh waktu lama untuk melayangkan kecaman terhadap keputusan AS tersebut.