Suara.com - Presiden AS Donald Trump membuka kesempatan untuk kerja sama dengan negara lain termasuk China agar vaksin Covid-19 cepat tersedia di negaranya. Menyadur Gulf News pada Selasa (22/7/2020), Trump mengungkapkan hal ini kala hubunganny dengana China menegang.
"Kami bersedia bekerja dengan siapa pun yang akan memberi kami hasil yang baik," kata Trump, ketika ditanya apakah pemerintah akan berkolaborasi dengan China untuk vaksin Covid-19.
Pernyataan ini muncul sehari setelah peneliti mengumumkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan CanSino Biologics Inc China aman dan memberikan respons kekebalan pada sebagianbesar subjek.
CanSino adalah salah satu dari segelintir vaksin yang memberi harapan dalam pengujian awal manusia. Vaksin lain yang juga akan melakukan uji coba adalah Moderna Inc yang berbasis di AS dan BioNTech SE dari Jerman, dalam kemitraan dengan produsen obat Amerika Pfizer Inc.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Siap Diproduksi 100 Juta Dosis Jika Uji Klinis Berhasil
Hubungan Amerika dan China memang selalu naik turun, tapi belakangan ini dua negara selalu panas dan saling tuding untuk semua urusan termasuk virus corona.
Amerika konsisten menyalahkan China atas menyebarnya virus corona dan mengklaim virusini bocor dari laboratorium China.
Sementara itu, vaksin buatan China kini sedang dalam tahap uji coba terakhir. Beberapa sukarelawan dari Brasil menerima dosis pertama pada hari Selasa dan diharapkan memberi hasil yang memuaskan.
Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Sinovac ini adalah yang ketiga di dunia yang memasuki uji klinis tahap 3 pada manusia. Ini adalah langkah terakhir sebelum mendapat persetujuan dari pemerintah.
Sekitar 9.000 petugas kesehatan di enam negara bagian Brasil akan menerima vaksin, yang dikenal sebagai CoronaVac, dalam dua dosis selama tiga bulan ke depan.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 China Jalani Tes Terakhir di Brasil
"Kita hidup di masa yang unik dan bersejarah, itulah sebabnya saya ingin menjadi bagian dari uji coba ini," kata dokter berusia 27 tahun yang menerima dosis pertama di Rumah Sakit Klinis Sao Paulo.