Bukan di Lahan Reklamasi, Ini Alasan MRT Pilih Bangun Depo di Ancol Barat

Rabu, 22 Juli 2020 | 17:49 WIB
Bukan di Lahan Reklamasi, Ini Alasan MRT Pilih Bangun Depo di Ancol Barat
Ilustrasi / suasana terminal pembangunan proyek Mass Rapid Transportation (MRT) koridor Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Sabtu (5/1). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembuatan depo atau tempat parkir angkutan massal kereta Moda Raya Terpadu (MRT) fase 2b menuai sorotan karena memilih membangun di kawasan Ancol Barat. Padahal ada beberapa opsi lahan yang bisa dipakai, salah satunya adalah Ancol Timur atau lahan hasil reklamasi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan setelah tidak jadi menggunakan Kampung Bandan, pihaknya membuat opsi lahan yang cocok menjadi depo. Ada tiga yang muncul, yakni lahan stasion BMW, Ancol Barat, dan Ancol Timur.

Namun dalam kajiannya, Stadion BMW gugur karena rencananya bersinggungan dengan proyek pembuatan stadion Jakarta International Stadium (JIS). Akhirnya hanya opsi Ancol Barat dan Timur yang paling memungkinkan.

Setelah itu, pihaknya melakukan kajian terhadap dua lokasi itu. Ancol Barat dinilai cocok karena memiliki lahan luas bekas pabrik PT Asahimas Flat Glass.

Baca Juga: Lahan Depo MRT Fase 2 Dikuasai Pihak Ketiga, DKI Bisa Sewa Tanah Sendiri

"Ancol Barat luas ada lahan Asahimas yang akan ditinggalkan karena bukan kawasan industri lagi dan luas efektifnya bisa dipakai semua. Relatif bagus, sudah dipagari dan konsolidasi lahan sudah bagus," ujar William saat rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Sementara untuk kawasan Ancol Timur, lahan yang tersedia hanya 12 hektare hasil reklamasi. Menurutnya luasnya tidak mencukupi jika menjadi depo.

Selain itu bentuk lahan juga disebutnya akan menyulitkan kereta untuk bergerak. Kondisi tanah hasil reklamasi juga disebutnya belum memiliki kualitas yang baik.

"Ada lahan sedang reklamasi saat itu tapi luas reklamasi hanya 12 hektare. Untuk buat depo harus punya lahan persegi karena butuh track yangg panjang. Di Ancol Timur, lehernya kecil sekali dan menyulitkan untuk manuver kereta," tuturnya.

Kualitas lahan Ancol Barat juga disebutnya lebih baik karena tanah merupakan bekas pabrik yang sudah diperkuat. Dibandingkan Ancol Timur yang tidak terlalu kokoh, untuk memperkuatnya akan membutuhkan biaya tambahan.

Baca Juga: Nekat Nge-vape di Dalam MRT, Tiga Remaja Singapura Ditahan Polisi

Pihaknya juga sudah membuat kajian seperti perkiraan jumlah penumpang, lokasi strategis dekat pintu Ancol, dan analisa lainnya. Hasilnya Ancol Barat dinilai paling efisien dan sudah diajukan ke Kementerian Perhubungan.

"Kemdian Gubernur bersurat ke Menhub bulan lalu untuk sampaikan permohonan persetujuan trase dan depo," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI